Intiland Siasati Daya Beli Hingga Preferensi Konsumen Dengan Cara Ini

Hingga periode triwulan pertama 2025 situasi perekonomian masih dihadapkan pada kondisi yang tidak menentu baik yang dipengaruhi lokal maupun global. Secara umum, aktivitas bisnis masih dihadapkan pada pelemahan daya beli, suku bunga yang tinggi, hingga perang dagang antara Amerika-China.
Di tengah situasi tersebut, bisnis properti di Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar khususnya dengan basis populasi generasi muda yang besar, angka backlog perumahan tinggi, hingga masih banyaknya keluarga yang belum memiliki rumah.
Menurut Corporate Director PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi, bisnis properti pastinya akan terpengaruh oleh berbagai situasi perekonomian namun tidak mengurangi besarnya potensi yang masih bisa diraih dari sektor ini. Kondisi yang tidak menentu disiasati dengan strategi yang tepat, inovasi produk, hingga melihat preferensi pasar yang paling tepat.
“Ada banyak hal yang dilakukan khususnya terkait penerapan strategi. Satu hal yang pasti kami menjalani ini dengan konservatif, fokus pada eksisting produk, hingga konsolidasi supaya lebih fokus pada aset-aset yang produktif,” ujarnya saat bincang bisnis dengan kalangan media di Jakarta, Senin (19/05).
Ada banyak perubahan yang dilakukan mulai dari perubahan produk, perubahan cara promosi, dan khususnya perubahan yang terkait penyesuaian dengan perubahan kondisi pasar. Fokus lainnya dengan mengoptimalkan penjualan produk yang mendapatkan insentif dari pemerintah seperti program pembebasan PPN (PPN DTP).
Baca juga: Intiland Helat Program Promo yang Berikan Diskon Hingga Gratis PPN
Hal lainnya lagi terkait evaluasi pada non-core assets dan lebih fokus pada aset-aset yang produktif hingga evaluasi terhadap inventory yang dimiliki perusahaan. Dilihat juga berbagai potensi produk yang bisa dikerjasamakan, dicarikan investor baru, dilakukan divestasi, ataupun lainnya.
Theresia juga menyoroti berbagai insentif pemerintah yang bisa mendorong terus meningkatnya aktivitas bisnis properti. Insentif PPN DTP dengan pembebasan PPN 100 persen hingga Juni 2025 dan 50 persen hingga Desember 2025 untuk produk siap huni (ready stock) maupun program 3 juta rumah.
“Insentif PPN DTP dan program 3 juta rumah itu sangat bagus karena membuat peluang masyarakat untuk memiliki rumah menjadi lebih besar. Jadi kalau segmen MBR diberikan subsidi untuk segmen menengah diberikan insentif-insentif yang bisa mendorong belanja properti. Ini juga diikuti perbankan sesuai kapasitasnya misalnya dengan suku bunga yang ringan maupun persyaratan yang lebih simpel, itu pasti akan jadi stimulus yang baik untuk sektor ini,” tandasnya.