Senin, Oktober 20, 2025
HomeBerita PropertiPerhotelan Asia Pasifik Jadi Sasaran Investasi Global

Perhotelan Asia Pasifik Jadi Sasaran Investasi Global

Investasi global terus mengincar sektor perhotelan yang dianggap memiliki likuiditas tinggi di kawasan Asia Pasifik. Sektor perhotelan di kawasan ini disebut terus bergerak memasuki fase pemulihan menuju stabilitas pada tahun 2025, demikian laporan yang diterbitkan perusahaan konsultan dan manajemen properti Colliers.

Laporan Colliers Asia Pacific Hospitality Insight Mei 2025 menemukan ada momentum stabil tahun 2024 yang akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Situasi ini menandakan pergeseran ke arah pertumbuhan yang lebih baik dan berorientasi pada kinerja sektor perhotelan Asia Pasifik.

“Daya tarik global Bali misalnya, terus menarik investasi sementara inti bisnis di Jakarta dibentuk ulang oleh pergeseran permintaan dan pengetatan fiskal. Untuk terus berkembang pelaku perhotlen harus menerapkan diversifikasi, ketangkasan digital, hingga pemberdayaan domestik,” ujar Mike Broomel, Managing Director Colliers Indonesia dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (27/05).

Terus bergeraknya pemulihan di sektor properti membuat pasar ini kian matang dengan tren percepatan yang lebih terukur dan fokus pada pengembangan jangka panjang. Ketika pasar berkinerja tinggi mulai stabil maka berbagai perubahan dan pemulihan yang terjadi menjadi norma baru.

Baca juga: Iwan Sunito Ajak Lebih Banyak Orang Indonesia Berinvestasi Dalam Proyek Hotel di Australia

Direktur Eksekutif Colliers, Pasar Modal APAC, Hotel & Perhotelan Govinda Singh menambahkan, kinerja hotel di seluruh Asia Pasifik tetap tangguh pada kuartal pertama tahun 2025 dan itu mendukung aktivitas transaksi yang sedang berlangsung sementara volume transaksi Asia Pasifik turun 19 persen pada Q1 2025 dengan imbal hasil naik menjadi 5,4 persen pada kuartal pertama tahun ini membuat investasi terus menyasar pasar dengan likuiditas tinggi.

“Kuartal pertama secara tradisional merupakan periode yang lambat untuk transaksi dan mengingat ketidakpastian geopolitik makanya tidak mengherankan jika banyak yang mengambil pendekatan hati-hati, wait and see. Ketika pasar stabil peningkatan aktivitas harus diantisipasi seiring perkembangan yang terjadi,” katanya.

Colliers juga menyebut pasar hotel yang paling banyak ditransaksikan selama periode ini adalah Jepang, Korea Selatan, dan Australia dengan Singapura menonjol sebagai tujuan utama untuk investasi dan India serta Asia Tenggara muncul sebagai mesin permintaan utama.

Baca juga: Pasar Residensial di Australia Boleh Melemah, Tapi Perhotelan Tetap Prospektif

Kinerja hotel juga tetap tangguh dengan peningkatan pendapatan per kamar yang didorong oleh pertumbuhan tarif kamar harian rata-rata di seluruh kawasan Asia Pasifik yang naik 2,1 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan ini didorong oleh tingkat hunian yang lebih tinggi yang mencerminkan permintaan yang lebih kuat.

Phuket, Tokyo, New Delhi, Mumbai, dan Osaka memimpin kawasan dalam pertumbuhan tarif kamar rata-rata pada Q1 yang didorong oleh permintaan domestik yang kuat, lonjakan perjalanan internasional, dan posisi pasar yang efektif. Pasar-pasar ini mencontohkan strategi kinerja yang digerakkan oleh tarif tetapi juga menetapkan tolok ukur untuk ekspansi yang berorientasi pada nilai di sektor perhotelan di kawasan.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini