Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomi5 Tahun Tanpa Putus Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

5 Tahun Tanpa Putus Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Senin (2/6/2025), pada April 2025 nilai ekspor Indonesia mencapai USD20,74 miliar, meningkat 5,76 persen dibanding April 2024. Dari jumlah itu, ekspor nonmigas mencapai USD19,57 miliar, naik 7,17 persen dibanding April 2024.

Sementara nilai impor pada April 2025 mencapai USD20,59 miliar, meningkat tajam 21,84 persen dibanding April 2024. Dari jumlah itu, impor nonmigas mencapai USD18,07 miliar, meningkat 29,86 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu.

Dengan demikian pada April 2025 Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan, kendati anjlok tajam dibanding surplus 3 bulan pertama tahun ini.

Yaitu, sebesar USD158,8 juta dibanding USD4,33 miliar pada Maret 2025, USD3,09 miliar pada Februari 2025, dan USD3,49 miliar pada Januari 2025. Dengan surplus April 2025 itu, selama 60 bulan (5 tahun) sejak Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus tanpa putus.

Bank Indonesia (BI) pada hari nyang sama, melalui keterangan resmi menyambut baik surplus neraca perdagangan itu, karena menopang ketahanan perekonomian Indonesia dalam menghadapi guncangan dari luar (eksternal).

Baca juga: Ekspor Indonesia ke AS Tiga Kali Lebih Besar Daripada Impor

Surplus neraca perdagangan April 2025 itu bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD1,51 miliar, seiring tetap kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai USD19,57 miliar.

Terutama didukung ekspor produk berbasis sumber daya alam seperti logam mulia dan perhiasan/permata, serta ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Berdasarkan negara tujuan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi tujuan terbesar ekspor Indonesia, mencapai lebih dari 40 persen total ekspor.

Sementara defisit neraca perdagangan migas pada April 2025 menurun menjadi USD1,35 miliar, sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan penurunan ekspor migas.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini