Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiMei 2025 Cadangan Devisa Indonesia Stagnan

Mei 2025 Cadangan Devisa Indonesia Stagnan

Besar kecilnya cadangan devisa menentukan stabilitas nilai tukar mata uang sebuah negara, dan juga perekonomiannya secara umum terutama terkait kondisi perekonomian global atau gejolak eksternal.

Di Indonesia besaran cadangan devisa sangat dipengaruhi oleh utang luar negeri, selain ekspor impor barang dan jasa atau penerimaan devisa, serta penerimaan pajak dan jasa.

Cadangan devisa Indonesia terus meningkat selama 9 bulan terakhir. Kalau pada September 2024 tercatat USD149,9 miliar, Januari 2025 melesat menjadi USD156,085 miliar, dan mencapai puncaknya sepanjang sejarah pada Maret menjadi USD157,1 miliar.

Namun, pada akhir April 2025 cadangan devisa Indonesia itu anjlok menjadi USD152,5 miliar. Bank Indonesia (BI) menyatakan, penurunan cadangan devisa itu karena pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Kemudian karena kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS oleh BI, dengan memasok dolar AS ke pasar (intervensi pasar), sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi. Pada akhir Mei 2025 posisi cadangan devisa Indonesia itu stagnan di posisi USD152,5 miliar.

Baca juga: Pemerintah Bayar Utang dan BI Intervensi Pasar, Cadangan Devisa April Anjlok

Mengutip keterangan resmi BI melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso awal pekan ini, perkembangan cadangan devisa itu antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan devisa migas, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Kendati stagnan, BI menilai posisi cadangan devisa akhir Mei 2025 itu masih memadai, karena setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. “Sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik,” tulis Ramdan.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini