Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiTiga Triwulan Kondisi Keuangan dan Rentabilitas Dunia Usaha Konsisten Menurun

Tiga Triwulan Kondisi Keuangan dan Rentabilitas Dunia Usaha Konsisten Menurun

Kendati kinerja dunia usaha Indonesia meningkat pada triwulan dua 2025, secara umum kondisi keuangan dan rentabilitas (kemampuan mencetak laba) perusahaan konsisten menurun selama tiga triwulan terakhir. Peningkatan kinerja dunia usaha pada triwulan dua lebih karena peningkatan belanja pemerintah yang bersifat musiman (seasonal).

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) triwulan dua 2025 yang dirilis akhir pekan lalu mengungkapkan, responden survei menyebut kondisi likuiditas perusahaannya masih baik.

Tercermin dari saldo bersih (SB) likuiditas triwulan dua 2005 yang masih positif sebesar 15,21 persen. Namun, SB likuiditas triwulan dua 2025 itu menurun dibanding 16,92 persen pada triwulan satu 2025 dan 20,96 persen pada triwulan empat 2024.

Baca juga: Dunia Usaha Melemah, Konsumen Kurang Optimis Melihat Prospek Ekonomi ke Depan

Demikian pula kemampuan perusahaan mencetak laba, terindikasi masih baik pada triwulan dua 2025 dengan SB rentabilitas 12,42 persen. Namun, rentabilitas itu konsiten merosot dibanding triwulan satu (SB 14,48 persen) dan triwulan empat 2024 (SB 19,12 persen).

Kondisi keuangan dan rentabilitas menurun, perusahaan pun lebih sulit mendapat kredit. Tergambar dari SB akses kredit sebesar 1,9 persen pada triwulan dua, jauh menurun dibanding SB triwulan satu 2025 sebesar 3,61 persen dan triwulan empat 2024 sebesar 4,81 persen.

Itulah kenapa pertumbuhan penyaluran kredit perbankan konsisten menurun sejak awal tahun ini. Kalau pada akhir 2024 masih dua digit (sedikit di atas 10 persen), pada Juni 2025 hanya mencapai 7,77 persen secara tahunan (yoy), ddibanding Mei 2025 sebesar 8,43 persen (yoy).

Baca juga: Triwulan II Kinerja Dunia Usaha Meningkat Signifikan, Didorong Belanja Pemerintah

Dengan penurunan kinerja keuangan dan rentabilitas, serta kemampuan melakukan investasi baru yang lebih rendah, jangan heran penyerapan tenaga kerja baru oleh dunia usaha Indonesia juga minus, sehingga orang makin susah mendapatkan pekerjaan. Alih-alih menyerap tenaga kerja baru, banyak perusahaan malah mengurangi tenaga kerja eksisting.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini