Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiSurplus Perdagangan Indonesia Terus Berlanjut, Industri Pengolahan Jadi Penyumbang Terbesar

Surplus Perdagangan Indonesia Terus Berlanjut, Industri Pengolahan Jadi Penyumbang Terbesar

Surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut, kendati Amerika Serikat (AS) mengenak tarif resiprokal yang tinggi kepada puluhan negara di dunia termasuk Indonesia. Paling tinggi tarif untuk Tiongkok, negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Jum’at (1/8/2025), pada Juni 2025 nilai ekspor Indonesia mencapai USD23,44 miliar, naik 11,29 persen dibanding Juni 2024. Sementara nilai impor mencapai USD19,33 miliar, naik 4,28 persen dibanding Juni 2024.

Dengan demikian selama Juni 2025, Indonesia mencatat surplus USD4,11 miliar. Sedikit lebih rendah dibanding surplus Mei 2025 sebesar USD4,30 miliar, namun masih jauh lebih tinggi dibanding surplus April 2025 yang hanya USD0,16 miliar.

Surplus Juni 2025 membuat Indonesia mencetak rekor surplus neraca perdagangan 62 bulan berturut-turut tanpa terputus, terhitung sejak Mei 2020.

Sementara secara semesteran, selama Januari-Juni 2025 Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan barang USD19,48 miliar, naik USD3,90 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Mei Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Melesat

Secara rinci BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-Juni 2025 mencapai USD135,41 miliar, dibanding impor sebesar USD115,94 miliar. Nilai ekspor Januari-Juni 2025 itu naik 7,70 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan nilai impor meningkat 5,25 persen.

”Surplus sepanjang Januari–Juni 2025 ditopang surplus komoditas nonmigas sebesar USD23,81 miliar, sedangkan komoditas migas tetap mengalami defisit USD8,83 Miliar,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jum’at (1/8/2025).

Peningkatan ekspor itu terutama didorong oleh sektor industri pengolahan, yang mencatat nilai ekspor sebesar USD107,60 miliar, atau naik 16,57 persen dibanding Januari-Juni 2024.

Kinerja positif sejumlah komoditas unggulan masih berlanjut sepanjang Januari-Juni 2025. Ekspor besi dan baja mencapai USD13,79 miliar, naik 9,79 persen dibanding semester I 2024.

Sedangkan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya naik 24,81 persen menjadi USD11,43 Sementara ekspor batubara turun 21,09 persen menjadi USD11,97 miliar. ”Total ketiga komoditas menyumbang 28,97 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari–Juni 2025”, jelas Pudji.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini