Kian Banyak End User yang Beli Kondominium, Okupansi Meningkat, Tertinggi Dalam 5 Tahun Terakhir

Selama kuartal dua 2025, dua proyek kondominium (apartemen jual/strata) segmen menengah dan satu segmen atas selesai dikembangkan di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Yaitu, Pakuwon Bekasi (tower Amor), B-Residence Grogol, dan Adriya (tower 1 dan 2) di Jakarta Utara, menambahkan 1.112 unit pasokan baru ke pasar, sehingga otal pasokan apartemen di Jabodetabek menjadi 396.896 unit, tumbuh 3 persen secara tahunan (YoY).
Mengutip laporan Marketbeat Cushman & Wakefield Indonesia yang diterima akhir pekan ini, menjelang akhir 2025, diperkirakan sekitar 4.000 unit kondominum selesai dibangun. Sebagian besar berlokasi di Tangerang, Jakarta Selatan, dan Bekasi.
“Tidak ada peluncuran proyek baru yang tercatat pada kuartal ini. Para pengembang tetap fokus mengembangkan dan memasarkan (proyek berjalan dan) stok (kondominium) yang sudah jadi,” tulis laporan Cushman.
Baca juga: Penjualan Kondominium: Yang Sudah Jadi Meningkat, yang Sedang Dibangun Turun
Pasca pandemi Covid-19, Cushman menyatakan permintaan kondominium mengalami pergeseran, dengan semakin banyak end-user (membeli untuk dihuni sendiri) yang mencari unit siap huni dibandingkan investor.
Hal ini juga mencerminkan perubahan preferensi, karena sebagian pembeli menganggap apartemen sebagai pilihan tempat tinggal yang praktis di tengah kondisi pasar yang terus berkembang.
Karena itu, tingkat penjualan kondominium eksisting tetap stabil di angka 94,4 persen (naik 0,3 persen YoY). Sementara tingkat okupansinya naik menjadi 65,4 persen.
“Tertinggi dalam lima tahun terakhir, yang menunjukkan meningkatnya kepemilikan langsung apartemen oleh penghuni,” tulis laporan Cushman.
Penurunan tingkat pra-penjualan untuk proyek berjalan dari 61,9 persen (YoY) menjadi 59,1 persen (YoY) pada kuartal dua, mendukung pergeseran preferensi pembeli dari proyek yang masih dalam tahap konstruksi ke proyek siap huni.
Segmen menengah atas memimpin penjualan akhir-akhir ini, dengan sebagian besar transaksi terjadi di Tangerang, Bekasi, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.
Karena itu harga kondominium pun naik secara moderat, mencapai 3,5 persen YoY menjadi rata-rata Rp50.500.000/m2 pada kuartal dua.
Kenaikan tahunan tertinggi tercatat di area sekunder sebesar 4,3 persen menjadi Rp36.700.000/m2, diikuti area CBD sebesar 3,7% menjadi Rp62.200.000/m2, dan area primer sebesar 2,5% menjadi Rp52.600.000/m2.
Area primer adalah wilayah hunian yang disukai kalangan atas dan ekspatriat, CBD adalah kawasan pusat bisnis utama di Jakarta, sedangkan area sekunder adalah wilayah hunian di luar area primer dan CBD.
Menurut Cushman, pertumbuhan harga yang relatif kecil pada kuartal dua, kemungkinan disebabkan oleh persaingan antara pengembang dan investor yang melakukan penjualan kembali unit mereka di kondominium yang sama. Harga kondominium di Jaboetabek diperkirakan masih tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang.