Ho Chi Minh City yang Kian Menarik untuk Bisnis Properti

Kota Ho Chi Minh terus menarik minat bisnis domestic dan internasional yang mendorong perminataan akan ruang kantor berkualitas tinggi. Seiring pertumbuhan ekonomi kota, pasar perkantoran telah menjadi barometer utama yang memperlihatkan situasi perekonomian khususnya dari maraknya pembangunan perkantoran premium dan menengah di seluruh kota.
Ho Chi Minh yang kerap disebut HCMC (Ho Chi Minh City) merupakan pusat ekonomi di Vietnam. Meskipun kawasan pusat bisnis (CBD) tetap menjadi pusat perhatian, HCMH selatan dan Thu Thiem justru semakin berkembang pesat khususnya dalam lima tahun terakhir.
Kedua kawasan ini telah mengalami lonjakan investasi perkantoran hingga memosisikan diri sebagai pusat keuangan dan komersial kota berikutnya. Dengan infrastruktur modern, konektivitas yang lebih baik, dan ekosistem bisnis yang berkembang, kawasan selatan menjadi magnet baru bagi perusahaan yang mencari nilai dan kualitas.
Berdasarkan data Cushman & Wakefield per kuartal kedua (Q2) 2025 yang dirilis Jumat (08/08), pasar perkantoran di selatan menawarkan 256.881 m2 ruang yang dapat disewa dengan lokasi tersebar di tiga gedung kelas A dan sembilan gedung kelas B.
Hal ini menandai pergeseran signifikan dari awal tahun 2000-an ketika kawasan ini pertama kali menarik penyewa besar seperti Manulife (2007), Unilever (2008), Nam Long (2010), dan Vinamilk (2011) yang semuanya merelokasi kantor pusat mereka ke gedung-gedung bermerek yang dikembangkan sendiri.
Baca juga: Bisnis Properti Asia Tenggara Lampaui Volume Kinerja 10 Tahun
Sejak saat itu pasar telah menyambut gelombang pembangunan berskala besar termasuk Saigon Paragon, Phu My Hung Tower, UOA Tower, COBI I & II, dan Mapletree Business Centre. Ke depannya, tambahan ruang kantor seluas 87.575 m2 diperkirakan akan beroperasi dalam 2-5 tahun ke depan dengan proyek-proyek seperti Millennial Tower (UOA Group) dan Hongfu Plaza (HongFu Group) yang sedang dalam proses pembangunan.
Harga sewa kantor di Distrik 7 tetap sangat kompetitif. Harga sewa ruang perkantoran Grade A adalah USD 26,7/m2/bulan, stabil dari tahun ke tahun sementara harga sewa Grade B sedikit naik menjadi USD 17,3/m2/bulan. Harga ini sekitar 50 persen lebih rendah daripada di CBD, menawarkan proposisi nilai yang menarik bagi penyewa yang memperhatikan biaya.
Tingkat hunian juga mencerminkan daya tarik ini. Pada akhir Q2 2025, perkantoran Grade A di selatan mencapai tingkat hunian 93,5 persen atau naik 4,75 poin persentase dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perkantoran Grade B menyusul naik menjadi 88 persen atau meningkat 8 poin dari tahun ke tahun.
Permintaan ini sebagian besar didorong oleh sektor teknologi, bersama dengan pusat keuangan multinasional, produsen, dan bank. Banyak perusahaan memilih untuk pindah lokasi atau berekspansi ke area non-pusat untuk memanfaatkan sewa yang lebih terjangkau dan kumpulan talenta yang lebih luas. Tren ini juga telah membantu mengubah Saigon Selatan menjadi ekosistem teknologi yang dinamis dan menarik baik perusahaan rintisan maupun raksasa global.
Salah satu pengembangan yang menonjol adalah CMC Creative Space di Kawasan Pemrosesan Ekspor Tan Thuan. Terletak di sepanjang sungai dan hanya 15-20 menit dari Phu My Hung dan pusat kota Saigon, kompleks ini menawarkan keunggulan unik: terdapat Pusat Data Tan Thuan yang disebut-sebut sebagai yang tercanggih di Vietnam yang dikembangkan oleh CMC Technology Group. Bagi perusahaan dengan operasi yang intensif data, kedekatan ini menawarkan pengendalian biaya, pengurangan risiko, dan keandalan infrastruktur.
Pertumbuhan kawasan ini semakin didukung oleh proyek-proyek infrastruktur besar, termasuk Jembatan Nguyen Khoai dan Jembatan Thu Thiem 3 dan 4 yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas secara signifikan dengan bagian lain kota. Seiring dengan beroperasinya proyek-proyek ini, koridor selatan siap menjadi destinasi yang semakin menarik bagi bisnis yang mencari solusi perkantoran yang modern, efisien, dan hemat biaya.
Data Cushman & Wakefield juga menyebut, semakin banyak perusahaan besar di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas beralih dari kawasan pusat bisnis tradisional dan memilih pasar perkantoran yang sedang berkembang atau di pinggiran kota. Tren ini mencerminkan langkah strategis untuk mengurangi biaya dan mengakses kumpulan talenta baru sekaligus merespons inisiatif perencanaan kota yang bertujuan mengurangi kemacetan di area inti kota.
Di Singapura, salah satu pasar perkantoran paling matang di kawasan oleh pemerintahnya sangat aktif mendorong pengembangan klaster komersial baru di luar pusat kota. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada pusat kota dan menawarkan pilihan lokasi yang lebih beragam bagi bisnis.
Contoh utamanya adalah Singapore Science Park, pusat teknologi dan inovasi yang berkembang pesat yang terletak hanya 10 menit dari pusat kota. Taman ini menjadi tuan rumah bagi raksasa global seperti Johnson & Johnson dan Merck serta lembaga penelitian terkemuka seperti DSO National Laboratories dan Institute of Microelectronics termasuk dijadikan kantor regional untuk Shopee.
Di luar itu wilayah utara juga merupakan rumah bagi pusat-pusat inovasi untuk P&G, Garena, Fujitsu, dan Ubisoft yang semakin memperkuat statusnya sebagai kawasan bisnis yang sedang berkembang.
Kembali ke Kota Ho Chi Minh, pasar perkantoran di selatan khususnya Distrik 7, muncul sebagai alternatif yang menarik bagi bisnis yang mencari ruang kerja modern dan lengkap. Dengan semakin banyaknya gedung perkantoran berkualitas tinggi, harga sewa yang kompetitif, dan tingkat hunian yang terus meningkat, kawasan ini semakin dipandang sebagai lokasi strategis untuk ekspansi.
Karena kondisi ekonomi yang masih fluktuatif, para pemilik properti di koridor selatan masih fokus pada memaksimalkan hunian dan menjaga kualitas layanan. Bagi perusahaan yang ingin menyeimbangkan biaya, kenyamanan, dan infrastruktur, Distrik 7 menawarkan destinasi yang menjanjikan di lansekap perkantoran Vietnam yang terus berkembang.