Minggu, September 7, 2025
HomeBerita PropertiBanyak Libur Panjang, Kinerja Hotel di Jakarta Makin Buruk

Banyak Libur Panjang, Kinerja Hotel di Jakarta Makin Buruk

Dua hotel baru mulai beroperasi pada semester pertama 2025 di Jakarta. Yaitu, d’primahotel PIK Jakarta (kelas menengah) di Jl Pantai Indah Utara 2, dan ARTOTEL Hub Simpang Temu (kelas menengah ke atas) di Jl Juanda, Jakarta, masing-masing pada Januari dan Mei 2025.

Dengan beroperasinya 2 hotel baru mencakup total 159 kamar itu, menurut Marketbeat Cushman & Wakefielad triwulan I 2025 dikutip Minggu (10/8/2025), pasokan kamar hotel menengah hingga mewah di Jakarta sampai akhir
semester I 2025 mencapai 44.016 kamar.

Hotel bintang 4 mendominasi jumlah kamar tersebut sebesar 41,6 persen, diikuti hotel bintang 3 sebesar 27,2 persen, bintang 5 sebesar 20,1 persen, dan hotel mewah 11,1 persen.

Langkah efisiensi anggaran pemerintah, yang berfokus pada pembatasan perjalanan dinas dan penyelenggaraan acara, berdampak negatif terhadap permintaan kamar dan ruang pertemuan di hotel.

Dampaknya terasa signifikan pada hotel yang sangat bergantung pada aktivitas terkait pemerintah, seperti hotel di Jakarta. Selain itu, banyaknya libur panjang selama I 2025 (Isra Mi’raj, Tahun Baru Imlek, Nyepi, Idulfitri, Paskah, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, serta Iduladha dan Tahun Baru Islam), kian memperburuk tingkat hunian atau okupansi hotel di Jakarta.

Berbagai event libur panjang itu mendorong warga Jakarta bepergian ke luar kota, sehingga makin mengurangi aktivitas pertemuan di hotel-hotel, terutama pada hari kerja di minggu-minggu yang ada libur panjangnya itu.

Baca juga: Okupansi Hotel Masih Terus Menurun, Juga Lama Menginap Tamunya

Cushman mencatat, tingkat hunian kamar hotel di Jakarta hingga Juni 2025 mencapai 57,0 persen, turun 4,0 persen dibandingkan akhir Juni 2024.

Penurunan terbesar terjadi pada hotel bintang 4 dengan banyak fasilitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE), dan sangat bergantung pada aktivitas pertemuan dari instansi pemerintah dan perusahaan negara.

Penurunan terkecil pada hotel mewah, yang sebagian besar menargetkan tamu individu dari segmen atas, pelaku perjalanan bisnis, serta acara korporat dan privat.

Sampai akhir Juni 2025 tingkat hunian kamar berdasarkan kategori hotel tercatat sebagai berikut: hotel bintang 3 (kelas menengah) sebesar 56,0 persen, hotel bintang 4 (menengah ke atas) 58,4 persen, hotel bintang 5 (kelas atas dan menengah atas) 59,0 persen, dan hotel mewah 54,7 persen.

Meskipun permintaan kamar dan ruang pertemuan di hotel masih terus menurun, rata-rata tarif harian atau average daily rate (ADR) hotel di setiap segmen tetap meningkat. Rata-rata tarif kamar hingga Juni 2025 (per malam) untuk hotel bintang 3 tercatat Rp490.800 (naik 1,1 persen yoy), bintang 4 – Rp856.980 (4,5 persen yoy), bintang 5 – Rp1.864.400 (4,5 persen YoY), dan mewah – Rp2.448.420 (5,8 persen yoy).

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini