60 Persen Ekspor Furnitur ke Amerika, HIMKI Minta Pemerintah Diplomasi Tarif yang Lebih Ringan

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyoroti eskalasi kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap impor dari berbagai negara, termasuk kategori furnitur yang berpotensi menekan kinerja ekspor pelaku usaha Indonesia.
Untuk itu HIMKI berharap pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius dengan cara turun tangan untuk melakukan diplomasi di tengah rencana Amerika menerapkan tarif tambahan khusus untuk produk furnitur terlebih produk furnitur kayu merupakan kontributor utama ekspor nasional ke Amerika.
Sekitar 60 persen ekspor furnitur Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut berasal dari wooden furniture seperti teak outdoor furniture, indoor furniture, dan kerajinan kayu dengan nilai mencapai 1,5 miliar dollar per tahun.
Jika penambahan tarif diterapkan, produk furnitur Indonesia bisa kehilangan daya saing harga, penurunan pesanan, hingga kapasitas produksi yang dikurangi. Untuk itu HIMKI meminta pemerintah untuk memberi perhatian serius pada masalah ini.
“Sektor mebel dan kerajinan merupakan industri yang strategis bagi perekonomian nasional. Industri ini tidak hanya berbasis pada hasil hutan dan perkebunan tapi juga penyerapan tenaga kerja yang signifikan bagi Indonesia sehingga kebijakan tarif Amerika ini menjadi alarm bagi industri,” ujar Ketua HIMKI Abdul Sobur melalui siaran pers yang diterbitkan Selasa (16/09).
Baca juga: Ikons Furniture-Arpose Lansir Staple Collection untuk Industri Hospitality
Kondisi ini membuat industri furnitur kita menghadapi risiko serius terhadap pesanan, produksi, dann tenaga kerja. Untuk itu HIMKI mendorong berbagai upaya untuk penguatan diplomasi dann advokasi antara pemerintah Indonesia dengan Amerika agar produk Indonesia mendapatkan pengecualian.
HIMKI menilai kebijakan tarif yang tepat akan bisa menarik investasi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan hingga miliaran dolar dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk itu HIMKI sebagai pelaku industri akan terus berfokus pada perluasan diversifikasi pasar untuk menjadi penyeimbang ketergantungan pada market Amerika dengan mencari pasar-pasar baru seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, India, dan Eropa selain negara-negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara yang juga mulai tumbuh sebagai basis permintaan terutama dari sektor konstruksi dan hospitality.
Kontribusi ekspor mebel dan kerajinan Indonesia ke pasar Eropa masih berkisar antara 11 persen hingga 13 persen. Dengan memanfaatkan perjanjian IEU-CEPA untuk Eropa diharapkan dapat mempercepat dan memperkuat diversifikasi pasar ekspor.
Dengan berbagai situasi ini HIMKI dan Dyandra Promosindo akan kembali menggelar Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 pada 5-8 Maret 2026 sebagai bagian dari penguatan ekosistem industri furnitur di ICE BSD City.
IFEX merupakan salah satu platform internasional terkemuka di Indonesia memegang peranan penting untuk menghubungkan buyer global dengan produsen terbaik Indonesia serta menampilkan inovasi, kesenian, dan keterampilan di kerajinan dan mebel yang sesuai dengan standar internasional masa kini.
Baca juga: Blackwood Rilis Koleksi Furniture Terbaru Nerd Collection
IFEX juga selalu konsisten dalam menghadirkan produk-produk pilihan yang sudah terkurasi dengan menampilkan material alami Indonesia, ukiran kayu Nusantara, serta koleksi furnitur daur ulang yang ramah lingkungan dan keberlanjutan.
“Kami berkomitmen menjadikan IFEX 2026 sebagai pameran furnitur yang inklusif, inovatif, dan berdampak nyata bagi industri. Perpindahan ke ICE BSD City memungkinkan kami menghadirkan pengalaman pameran dengan skala lebih besar, fasilitas lebih modern, serta program yang lebih beragam,” kata Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung.