Realisasi Belanja Pemerintah Masih Rendah, Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Kian Sulit Dicapai

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konfrensi pers APBN Kita edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa (14/10/2025), mengungkapkan, realisasi belanja negara sampai 30 September Rp2.234,8 triliun, atau baru terserap 63,4 persen dari outlook APBN 2025 sebesar Rp3.527,5 triliun. Ia berbicara mendampingi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dengan kata lain, belanja pemerintah itu masih rendah karena ada sekitar Rp1.292,7 triliun yang belum dibelanjakan, atau masih harus dibelanjakan selama sisa waktu 3 bulan tahun ini.
Belanja pemerintah digadang-gadang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun ini. Idealnya pada September 2025 belanja pemerintah sudah mencapai 75 persen.
Menurut Suahasil, masih rendahnya realisasi belanja negara itu, karena penyerapan realisasi belanja pemerintah pusat yang juga lambat.
Sampai September 2025, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.589,9 triliun atau baru 59,7 persen dari outlook APBN 2025 yang mencapai Rp2.663,4 triliun.
Sementara realisasi belanja non K/L (kementerian/lembaga) mencapai Rp789 triliun, atau baru 56,8 persen dari outlook APBN 2025.
Baca juga: Realisasi Belanja Pemerintah Masih Rendah, Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Kian Sulit Dicapai
Kementerian Keuangan tercatat paling tinggi realisasi belanjanya, mencapai Rp63,1 triliun atau 88,3 persen dari outlook. Diikuti Mahkamah Agung (76,5 persen), Kemenag (75,2 persen), Polri (74,3 persen), Kemensos (74,2 persen), dan Kemenkes (73 persen).
Sedangkan yang terendah Badan Gizi Nasional (BGN) Rp19,7 triliun atau 16,9 persen dari outlook. Diikuti Kementerian Pertanian Rp9 triliun atau 32,8 persen dari outlook, dan Kementerian Pekerjaan Umum Rp41,3 triliun atau 48,2 persen dari outlook. Selebihnya realisasi belanjanya di atas 50 persen sampai 69 persen.
Karena realisasi belanja yang rendah itu, kalangan ekonom menyatakan, pemerintah akan sulit mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun ini.
Bahkan, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan tiga 2025 diperkirakan akan merosot dari 4,87 persen dan 5,12 persen pada triwulan satu dan dua.
Alasannya, sisa anggaran hampir Rp1.300 triliun tidak mudah dihabiskan dalam sisa waktu tiga bulan tahun ini. Pasalnya, belanja tetap harus dilakukan sesuai aturan, tidak bisa serampangan.
Baca juga: Triwulan II Kinerja Dunia Usaha Meningkat Signifikan, Didorong Belanja Pemerintah
Pemerintah sendiri melalui Wakil Menteri Keuangan sudah meminta K/L mengambil langkah percepatan belanja, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, mengikuti tata kelola dan efisiensi kegiatan.
Yang masih rendah terutama belanja modal dan belanja barang. Sementara belanja pegawai dan belanja bansos masih on track, atau terealisasi sesuai target.