Selasa, Oktober 14, 2025
HomeBerita PropertiSeluruh Sektor Properti Mengalami Perubahan Tren

Seluruh Sektor Properti Mengalami Perubahan Tren

Sepanjang kuartal ketiga 2025, Colliers Indonesia menganalisis adanya pergeseran dan kinerja di sejumlah sektor properti utama yang menunjukkan adanya dinamika berbeda dibandingkan kuartal sebelumnya.

Perubahan paling menonjol terlihat pada sektor perkantoran di mana permintaan terhadap gedung-gedung kelas premium kini menjadi pendorong utama pasar. Di sektor ritel, para pengembang lebih memilih strategi renovasi dan reposisi dibandingkan pembangunan pusat perbelanjaan baru.

Untuk sektor apartemen semakin banyak pembeli yang mencari unit siap huni dengan dukungan skema KPA yang lebih fleksibel. Sementara untuk sektor hotel di Jakarta kinerja secara umum masih stabil dibandingkan kuartal sebelumnya mesti tingkat hunian belum mampu menyamai capaian tahun 2024. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh berkurangnya permintaan dari segmen pemerintah.

Adapun di Bali, pertumbuhan pesat vila-vila independen mulai mengubah pola persaingan yang mendorong operator hotel untuk berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan pembauran fasilitas. Colliers merinci berbagai dinamika di setiap sektor tersebut sebagaimana siaran pers yang diterima housingestate.id Senin (13/10).

Perkantoran
Pasar perkantoran Jakarta mulai menunjukkan arah yang lebih jelas. Meskipun tingkat serapan belum sepenuhnya pulih, terbatasnya jumlah proyek baru yang rampung membantu mengurangi ruang kosong secara bertahap.

Dalam situasi seperti ini, kemampuan pemilik gedung untuk berinvestasi dalam peningkatan fasilitas dan menjaga kualitas bangunan, menjadi faktor penting dalam menarik penyewa, terutama dari kalangan perusahaan multinasional. Sertifikasi bangunan hijau juga diperkirakan akan semakin populer sebagai menjadi nilai tambah kompetitif di pasar.

Selain itu, perluasan jaringan transportasi cepat di Jakarta akan memperluas kawasan bisnis sekaligus meningkatkan permintaan ruang kantor. Gedung dengan aksesibilitas tinggi dan konektivitas transportasi public yang baik kini menjadi pilihan utama penyewa lokal maupun asing.

Meskipun pasar masih condong pada posisi penyewa (tenants’ market), para pemilik properti mulai menerapkan strategi inovatif untuk memaksimalkan pendapatan. Dengan pasokan baru yang terbatas, permintaan ruang kantor diperkirakan akan meningkat secara bertahap, menempatkan Jakarta pada jalur pertumbuhan yang lebih kuat dalam beberapa tahun ke depan.

Baca juga: Q2 2025 Kinerja Pasar Properti Masih Cukup Ok!

Apartemen
Pasar apartemen Jakarta tetap menunjukkan kestabilan. Walau pertumbuhannya relatif moderat, hampir seluruh wilayah kota berkontribusi terhadap pasokan baru. Jakarta Selatan masih menjadi pendorong utama untuk segmen menengah ke atas sementara Jakarta Timur dan Jakarta Barat semakin memperkuat perannya di pasar menengah dan ini mencerminkan segmentasi permintaan yang semakin jelas.

Dukungan insentif pemerintah serta fleksibelitas skema KPR terus mendorong penjualan unit siap huni. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga meningkatkan keterjangkauan harga. Para pengembang diperkirakan akan semakin adaptif melalui strategi harga dan pembiayaan yang lebih fleksibel dengan menonjolkan kualitas produk dan lokasi sebagai pembeda utama seiring di tengah percepatan pasokan baru.

Bagi pembeli dan investor, kondisi suku bunga rendah dan subsidi yang tersedia saat ini membuka peluang menarik untuk masuk pasar lebih awal sebelum potensi penyesuaian harga terjadi.

Ritel
Sektor ritel di kota-kota besar khususnya Jakarta terus menunjukkan dinamika tinggi seiring perubahan preferensi konsumen. Fokus utama para pengembang kini bergeser pada diversifikasi penyewa dan peningkatan kualitas properti agar tetap relevan. Banyak pusat perbelanjaan mulai berbenah melalui renovasi dan penataan ulang konsep agar lebih sesuai dengan tren gaya hidup dan pola belanja terkini.

Upaya ini mencakup penyusutan area department store, pembaruan tampilan fasad, penataan ulang tata ruang, hingga penambahan penyewa baru yang berorientasi pada gaya hidup dan ritel tematik. Pendekatan tersebut menyegarkan pengalaman berbelanja, menarik lebih banyak pengunjung, serta memperkuat daya saing dengan menawarkan variasi tenant yang lebih menarik.

Ke depan, fleksibilitas dalam strategi penyewaan akan menjadi faktor kunci terutama bagi pusat perbelanjaan dengan tingkat kekosongan ruang yang tinggi. Hubungan yang baik antara pemilik dan penyewa utama serta kemampuan untuk terus menyesuaikan diri dengan tren konsumen akan menjadi fondasi penting bagi keberhasilan jangka panjang.

Pemilik mal kini semakin terdorong untuk berinvestasi dalam peningkatan fasilitas dan membangun suasana belanja yang sesuai dengan tren masa kini, misalnya ritel yang menonjolkan pengalaman dan gaya hidup. Upaya ini diyakini mampu menarik lebih banyak merek ternama serta menjawab kebutuhan konsumen modern yang semakin dinamis.

Hotel
Meskipun terdapat fluktuasi pada akhir kuartal, termasuk penundaan dan pembatalan sejumlah acara, kinerja hotel Jakarta masih tergolong stabil sepanjang kuartal ketiga 2025.

Sepanjang tahun 2025, industri perhotelan menghadapi tantangan cukup besar terutama dari menurunnya permintaan pemerintah. Namun, pelaku industri tetap optimis terhadap perbaikan kondisi pada tahun 2026.

Kreativitas dalam menjangkau segmen pasar yang sudah ada menjadi semakin penting sementara promosi gabungan dan paket bernilai tambah diperkirakan akan terus digunakan untuk menarik tamu agar memperpanjang masa inap sekaligus meningkatkan pengeluaran selama menginap.

Hotel Bali
Musim liburan terus menjadi pendorong utama peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali dan developer harus bisa menjaga momentum pertumbuhan sektor perhotelan. Aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang sebelumnya terhambat mulai menunjukkan tanda pemulihan meskipun sejumlah faktor eksternal seperti ketegangan politik pada Agustus dan banjir yang terjadi sempat memberikan tekanan tambahan.

Tantangan lain datang dari pertumbuhan pesat vila independen yang menawarkan harga kompetitif dan fasilitas setara hotel. Kehadiran mereka memperluas pilihan akomodasi bagi wisatawan sekaligus menambah tekanan kompetitif bagi operator hotel konvensional. Dalam situasi ini, diferensiasi melalui peningkatan layanan dan pembaruan fasilitas menjadi langkah penting agar tetap kompetitif di tengah perubahan lansekap pasar.

Berita Terkait

Ekonomi

September Penjualan Eceran Diprediksi Tumbuh Lebih Tinggi

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (SPE BI) Agustus 2025...

Ada HUT RI, Penjualan Eceran Agustus Tumbuh Jauh Lebih Tinggi

Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia September 2025 yang...

Utang Pinjol Terus Menurun, Paylater Tetap Melesat

Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (RDKB)...

Berita Terkini