Jumat, Oktober 31, 2025
HomeNewsEkonomiIndeks Dolar dan Yield UST Naik, Tapi Modal Asing Mengalir Masuk dan...

Indeks Dolar dan Yield UST Naik, Tapi Modal Asing Mengalir Masuk dan Rupiah Stabil

Bank sentral AS atau The Fed memangkas Fed Fund Rate 25 basis poin Kamis kemarin (30/10/2025) waktu Indonesia. Namun, pemangkasan bunga acuan itu tidak membuat indeks dolar atau DXY dan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note (UST) 10 tahun menurun, sebaliknya meningkat.

Mengutip laporan Bank Indonesia, Jum’at (31/10/2025), pada akhir perdagangan Kamis (30/10/2025), DXY menguat ke level 99,53, dan yield UST Note 10 tahun naik ke level 4,097 persen.

Kendati demikian hal itu tidak membuat aliran keluar modal asing portofolio dari Indonesia berlanjut, tapi sebaliknya mulai kembali masuk.

Hal itu sejalan dengan penurunan premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 30 Oktober 2025 menjadi 73,07 bps, dibanding dengan 24 Oktober 2025 sebesar 78,95 bps, serta naiknya yield Surat Berharga Negara (SBN) ke level 6,04 persen dibanding 5,93 persen pekan lalu.

Selama 27–30 Oktober 2025, modal asing tercatat masuk bersih (beli neto) Rp1 triliun. Terdiri dari beli neto Rp4,40 triliun di pasar saham, serta jual neto Rp3,23 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp0,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Baca juga: Demi Jaga Nilai Tukar Rupiah, Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 4,75 Persen

Kendati demikian selama tahun 2025 sampai 30 Oktober 2025, modal asing masih tercatat jauh lebih banyak yang kabur ketimbang yang masuk. Asing tercatat jual neto Rp46,17 triliun di pasar saham dan Rp135,86 triliun di SRBI, serta hanya beli neto Rp3,89 triliun di pasar SBN.

Seiring dengan mulai masuknya kembali modal asng itu, nilai tukar rupiah pun stabil. Pada akhir perdagangan Kamis (30/10/2025), rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.635 per USD, melemah 35 poin dibanding penutupan perdagangan Kamis pekan lalu.

Namun, pada pembukaan perdagangan Jum’at (31/10/2025), rupiah dibuka menguat 15 poin ke level (bid) Rp16.620 per USD, dan ditutup di level Rp16.625. Hampir sama dengan penutupan perdagangan Jum’at pekan lalu di level Rp16.630.

Relatif kuatnya kondisi ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global yang berlanjut, disebut pengamat sebagai penyebab stabilnya nilai tukar rupiah kendati masih di atas Rp16.000.

Berita Terkait

Ekonomi

Kemudahan PPh Hingga Insentif PPN DTP Dilanjut Hingga 2027

Di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu, pemerintah...

Q3 2025 Kinerja Bisnis Bank BSI Rata-Rata Tumbuh Double Digit

Bank BSI membukukkan kinerja yang kuat hingga posisi triwulan...

Potensi Ekonomi Digital Indonesia USD130 Miliar

Indonesia telah menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk...

Q3 2025 Kinerja Bank Mandiri Kian Solid

Bank Mandiri berhasil mempertahankan tren pertumbuhan bisnis pada kuartal...

Berita Terkini