Senin, November 3, 2025
HomeNewsEkonomiPesanan Meningkat, Kepercayaan Naik, Tapi Industriawan Tetap Belum Berani Tambah Produksi

Pesanan Meningkat, Kepercayaan Naik, Tapi Industriawan Tetap Belum Berani Tambah Produksi

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2025 tetap berada di zona ekspansi (indeks >50) dengan indeks 53,50, meningkat 0,48 poin dibanding IKI September 2025 sebesar 53,02, dan lebih tinggi dari IKI Oktober 2024 sebesar 52,75 poin. Pada September 2025 IKI sempat menurun 53 poin dari Agustus 2025 sebesar 53,55.

Peningkatan IKI Oktober 2025 itu, menurut Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, menunjukkan konsistensi optimisme pelaku industri pengolahan (manufaktur) terhadap prospek usahanya.

Peningkatan IKI Oktober 2025 ditopang oleh menguatnya permintaan yang tercermin pada variabel pesanan baru yang naik 1,46 poin menjadi 55,25, serta variabel persediaan yang meningkat 0,66 poin menjadi 56,52.

Sementara variabel produksi masih berada pada fase kontraksi sebesar 48,57, atau kembali menurun dibanding September 2025. Pada September 2025 IKI variabel produksi sebenarnya sudah mendekati fase ekspansi dengan indeks 49,85, meningkat 5,01 poin dibanding IKI Agustus 2025.

“Fase kontraksi pada produksi ini telah terjadi selama lima bulan berturut-turut. Hal itu menunjukkan, pelaku industri masih berhati-hati menambah output produksi karena permintaan belum sepenuhnya pulih. Banyak perusahaan masih memanfaatkan stok (untuk memenuhi pesanan baru),” kata Febri melalui keterangan tertulis dikutip Sabtu (1/11/2025).

Baca juga: Rekrutmen Pekerja di Industri Manufaktur Terus Meningkat, September Tertinggi Dalam 5 Bulan Terakhir

Ia menyebut baik industri berorientasi ekspor maupun domestik sama-sama menunjukkan perbaikan kinerja dan masih berada di zona ekspansi.

IKI berorientasi ekspor naik 0,36 poin ke level 54,35 pada Oktober 2025 dari 53,99 pada September 2025.
Sementara IKI berorientasi domestik meningkat 0,42 poin ke level 52,34, antara lain karena peningkatan belanja pemerintah pada triwulan tiga 2025.

“Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, 22 subsektor mengalami ekspansi dengan kontribusi sebesar 98,8 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas triwulan dua 2025. Hanya industri tekstil yang terkontraksi karena pelemahan konsumsi dalam negeri dan tekanan dari peningkatan impor benang dan kain,” jelas Febri.

Terkait hal itu, Kemenperin mendukung kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang saat ini fokus pada pemberantasan rokok ilegal dan pakaian thrifting (pakaian bekas impor), demi melindungi industri dalam negeri.

Berita Terkait

Ekonomi

Kemenperin Klaim Pelaku Industri Lebih Optimis dengan Prospek Usahanya

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2025 tetap berada di...

Kemudahan PPh Hingga Insentif PPN DTP Dilanjut Hingga 2027

Di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu, pemerintah...

Q3 2025 Kinerja Bisnis Bank BSI Rata-Rata Tumbuh Double Digit

Bank BSI membukukkan kinerja yang kuat hingga posisi triwulan...

Berita Terkini