Ratu Maxima: Berutang Terlalu Banyak, Anda Bekerja Hanya untuk Bayar Utang
Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda mengunjungi Indonesia sepanjang 24-27 November 2025. Sang Ratu berkunjung sebagai United Nation Secretary-General’s Special Advocate (UNSGSA) for Financial Health.
Selama di Indonesia Ratu Maxima bukan hanya berjumpa dengan para petinggi otoritas ekonomi dan keuangan seperti BI, OJK, Kementerian Keuangan, dan Kemenko Perekonomian, tapi juga mengunjungi perumahan subsidi, UMKM, dan lembaga keuangan, serta menjadi pembicara dalam seminar mengenai kesehatan keuangan.
Dalam berbagai kegiatan itu, Ratu Maxima menekankan pentingnya kesehatan keuangan bagi rumah tangga, masyarakat dan negara. Untuk itu literasi keuangan menjadi penting, juga perlindungan konsumen di tengah derasnya digitalisasi keuangan.
Kalau inklusi keuangan (cakupan layanan keuangan formal) sudah mencapai 92,74 persen di Indonesia, literasi atau pemahaman keuangan yang baik baru mencakup 66,64 persen.
Dengan kata lain masih banyak masyarakat yang belum mudeng soal keuangan atau mengelola keuangan. Ditambah digitalisasi keuangan yang pesat dan belum cukup kuatnya perlindungan konsumen, kesehatan keuangan masyarakat pun menjadi makin rentan.
Baca juga: Ratu Maxima Puji Inovasi BTN Bayar Cicilan KPR Pakai Sampah
Ratu Maxima mengingatkan, literasi atau edukasi harus ditingkatkan bukan hanya untuk mendorong masyarakat punya rekening bank, tapi juga perencanaan keuangan yang membuat keuangannya tetap sehat.
Di sini peran negara menjadi penting dalam melakukan edukasi, pengawasan, dan kontrol. Apalagi, sekarang banyak program pinjaman daring berbunga tinggi yang mudah diakses dari ponsel di tangan.
“Jangan sampai 50 persen dari penghasilan masyarakat dihabiskan untuk membayar utang. Ini akan membuat keuangan mereka tidak sehat dan memberatkan masa depan mereka,” kata Ratu Maxima dalam pertemuan di kantor Menko Perekonomian, Kamis (27/11/2025).
Ratu Maxima menjelaskan, kredit memang diperlukan untuk memenuhi aneka kebutuhan seperti membeli rumah dan menjalankan usaha. Dengan kredit orang tidak harus mengeluarkan dana besar sekaligus, sehingga arus keuangannya tetap sehat.

Meski demikian, terlalu banyak kredit juga tidak baik, karena penghasilan habis hanya untuk membayar utang. “Anda bekerja keras hanya untuk membayar utang, dan hanya punya sedikit ruang untuk memenuhi kebutuhan dasar dan menabung. Ini tidak sehat,” tegas Sang Ratu.
Karena itu penting bagi pemerintah dan lembaga keuangan mengingatkan dan menjelaskan kepada masyarakat dan nasabah, tentang berapa nilai kredit yang layak mereka ambil sesuai kapasitas keuangan masing-masing.
Baca juga: Ratu Maxima Apresiasi Vista Land Bangun Rumah Subsidi Berkualitas
Ratu Maxima mengingatkan, kesehatan keuangan masyarakat yang menurun karena terlilit utang, bukan hanya membuat kehidupan mereka memburuk, tapi juga memengaruhi stabilitas sektor keuangan sebuah negara, produktivitas tenaga kerja, dan tujuan pembangunan nasional.
“Jadi, memperkuat kesehatan keuangan masyarakat sangatlah penting. Pemerintah harus membentuk kebijakan yang mampu mengukur kesehatan keuangan masyarakatnya,” tandas Ratu Maxima sebagaimana dikutip keterangan tertulis Kemenko Perekonomian.
Dalam pertemuan dan seminar di Bank Indonesia pada hari yang sama, Ratu Máxima mengungkapkan, kesehatan keuangan masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk risiko beban utang rumah tangga yang menghambat pemenuhan kebutuhan dasar mereka.
Di sinilah pentingnya peran sektor swasta dan regulator dalam merancang produk dan kebijakan yang mendukung kesehatan keuangan, yang diperkuat dengan koordinasi antar-otoritas, pertukaran data, dan perlindungan terhadap risiko keuangan digital seperti penipuan dan scam.