Perumahan Subsidi Asprumnas dan Perumnas Paling Tinggi Keterhuniannya, REI Nomor 3
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menggelar Rapat Koordinasi Pemantauan dan Evaluasi ke-3 Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Rakor merupakan forum untuk memperkuat sinergi dalam pemantauan keterhunian rumah subsidi, serta evaluasi kinerja penyaluran pembiayaan Tapera dan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) sepanjang tahun ini.
Acara dihadiri Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana Tapera Sid Herdi Kusuma, anggota Komite Tapera dari unsur profesional Eko D Heripoerwanto, perwakilan Kementerian ATR/BPN serta Kementerian Dalam Negeri, jajaran pejabat bank penyalur KPR subsidi, serta para pemgurus asosiasi pengembang perumahan.
Sebagai bentuk apresiasi atas komitmen pengembang dalam meningkatkan keterhunian rumah subsidi yang dibangunnya, dalam rakor itu BP Tapera memberikan piagam penghargaan kepada asosiasi pengembang perumahan dengan kinerja keterhunian perumahan terbaik sepanjang 2025.
Untuk jumlah rumah subsidi yang dihuni, penghargaan disabet asosiasi pengembang yang selama ini paling banyak membangun rumah subsudi. Yaitu, REI (1), APERSI (2), dan HIMPERRA.
Namun, untuk persentase rumah subsidi yang dihuni atau tingkat keterhunian perumahannya, APERNAS (Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional) menempati peringkat 1 tertinggi, diikui BUMN Perumnas di posisi kedua, sedangkan asosiasi pengembang terbesar REI hanya berada di peringkat tiga.
Baca juga: BP Tapera: Penyaluran FLPP Tepat Sasaran, 92 Persen Rumah Subsidi Dihuni
BP Tapera tidak menyebutkan jumlah rumah subsidi yang dihuni per asosiasi pengembang, juga tidak untuk angka tingkat keterhunian perumahan per asosiasi.
Sid Herdi hanya menyatakan, BP Tapera berharap dengan pemberian penghargaan, seluruh asosiasi pengembang makin meningkatkan kualitas hunian subsidi yang dibangun anggotanya sehingga layak huni, dan proaktif mendorong keterhunian rumah setelah serah terima, dengan melakukan sosialisasi kepada MBR yang membeli rumah.
Ia menyebut, pentingnya pemasangan plakat/stiker KPR Subsidi yang benar, dan implementasi QRC melalui aplikasi SiAkiQC sesuai ketentuan.
BP Tapera juga meminta bank penyalur untuk terus berkolaborasi dengan asosiasi pengembang, dalam meningkatkan edukasi kepada MBR untuk melakukan pelaporan keterhunian secara mandiri dan online minimal dua kali setahun melalui aplikasi akuHUNI.
Sebagai bagian dari prinsip continuous improvement, BP Tapera saat ini tengah mengembangkan fitur MBR Rating, yang menempatkan MBR sebagai subjek aktif dalam sistem pemantauan rumah FLPP.
Sid menghimbau bank-bank penyalur, asosiasi pengembang perumahan, dan seluruh pihak terkait untuk terus melakukan continuous improvement, guna memastikan subsidi perumahan tepat sasaran, rumah yang dibangun benar-benar
dihuni, dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di seluruh Indonesia.
Sid Herdi mengungkapkan, hingga 30 November 2025 realisasi penyaluran subsidi FLPP mencapai Rp28,8 triliun untuk 232.673 unit rumah. “Perlu akselerasi lebih besar dari bank-bank penyalur untuk meningkatkan realisasi KPR FLPP, di sisa waktu menuju akhir tahun,” katanya melalui keterangan tertulis dikutip Jum’at (5/12/2025).