Senin, Desember 15, 2025
HomeNewsEkonomiUtang Luar Negeri RI Terus Menurun, Tapi Utang Pemerintah Tetap Meningkat

Utang Luar Negeri RI Terus Menurun, Tapi Utang Pemerintah Tetap Meningkat

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Senin (15/12/2025), utang luar negeri (ULN) RI pada Oktober 2025 menurun menjadi USD423,9 miliar, dibanding September 2025 sebesar USD425,6 miliar. Namun, secara tahunan (yoy) ULN RI tumbuh 0,3 persen, dipengaruhi pertumbuhan ULN sektor publik (pemerintah).

ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat USD210,5 miliar, atau secara tahunan tumbuh 4,7 persen. Pada triwulan III (akhir September 2025), ULN pemerintah tercatat USD210,1 miliar, atau tumbuh 2,9 persen (yoy). Dengan demikian ULN kembali meningkat lebih tinggi.

Peningkatan ULN pemerintah itu, dipengaruhi aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring tetap baiknya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, BI menyebut ULN pemerintah dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel.

Pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.

Baca juga: Asing Ramai-Ramai Lepas SBN, Utang Luar Negeri RI Susut Rp132 Triliun, Rasio Utang Menurun

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,2 persen dari total ULN Pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (19,6 persen), jasa pendidikan (16,4 persen), konstruksi (11,7 persen), serta transportasi dan pergudangan (8,6 persen).

“Posisi ULN pemerintah didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah,” tulis laporan BI tanpa merinci jangka penjang itu berapa lama.

Sementara ULN swasta terus menurun atau terkontraksi pertumbuhannya. Inilah yang membuat ULN RI terus menurun. Pada Oktober 2025 mencapai USD190,7 miliar, lebih rendah dibanding September 2025 sebesar USD192,5 miliar.

Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi (minus) pertumbuhan sebesar 1,9 persen. Penurunan ULN swasta itu terjadi pada kelompok peminjam lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing terkontraksi 4,7 persen (yoy) dan 1,2 persen (yoy).

ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan & penggalian, dengan pangsa mencapai 80,9 persen terhadap total ULN swasta.

Baca juga: Triwulan II Utang Luar Negeri RI Nambah Rp48 Triliun, Utang Pemerintah Terus Tumbuh Tinggi

BI mengklaim, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Tercermin dari rasio ULN RI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3 persen pada Oktober 2025 dibanding 29,5 persen pada triwulan III, serta didominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,2 persen dari total ULN.

Berita Terkait

Ekonomi

Aset Bank Syariah Tembus Rp1.028,18 Triliun. Tapi Hampir Semuanya Masih Bank Kecil

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian...

Ini Kelebihan Bank BRI yang Punya Satelit Sendiri

Bank BRI memiliki fondasi digital yang kuat melalui pemanfaatan...

Kerugian Korban Scam Tembus Rp8,2 Triliun, 619.394 Rekening Dilaporkan

Scam adalah segala bentuk penipuan melalui berbagai platform di...

Simpanan Masyarakat di Bank Tumbuh Tinggi, Tapi Penyaluran Kredit Kian Menurun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pekan lalu, penghimpunan simpanan...

Berita Terkini