Sabtu, Desember 13, 2025
HomeApartmentKawasan Simatupang Bakal Dominasi Perkantoran Non-CBD

Kawasan Simatupang Bakal Dominasi Perkantoran Non-CBD

Kawasan kantor di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, diperkirakan bakal mendominasi proyek pembangunan properti sektor perkantoran untuk daerah non-CBD atau bukan sentrabisnis.

“Proyeksi tiga tahun ke depan, Jalan TB Simatupang yang akan merajai proyek perkantoran di luar CBD Jakarta,” kata Associate Director Research Colliers (konsultan properti internasional) Ferry Salanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Kawasan TB Simatupang
Kawasan TB Simatupang

Sebagaimana diketahui, sejumlah kawasan yang dinilai menjadi CBD atau sentrabisnis di ibukota antara lain terdapat di kawasan Sudirman-Thamrin, Mega Kuningan, Rasuna Said, dan Gatot Subroto.

Menurut Ferry, meski tingkat okupansi di luar CBD rata-rata mengalami penurunan moderat, tapi tingkat okupansi perkantoran di TB Simatupang menunjukkan sedikit peningkatan.

Hal itu, ujar dia, terindikasi antara lain dari meningkatnya harga sewa kantor baik dalam bentuk rupiah (meningkat 11 persen q-o-q) maupun dolar AS (meningkat 4,3 persen q-o-q).

“Simatupang masih dipandang sebagai lokasi yang jarak perjalanannya relatif dekat antara rumah dan kantor,” ucapnya.

Sebagaimana diberitakan, Lembaga swadaya masyarakat Indonesia Property Watch meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengantisipasi pesatnya pengembangan properti di kawasan sentrabisnis di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, agar tidak berlebihan.

“Peningkatan pembangunan yang ada di TB Simatupang akan menjadi bumerang bila tidak diantisipasi oleh Pemprov DKI sedini mungkin sebagai pengendali perizinan,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.

Menurut Ali, perkiraan beban jalan yang terdapat di TB Simatupang saat ini dinilai tidak bisa menampung kendaraan sehingga berpotensi kepada terkoreksinya harga tanah nantinya.

Apalagi, ujar dia, saat ini wilayah TB Simatupang dalam setahun terakhir telah menjadi incaran para pelaku bisnis properti, antara lain karena posisinya yang relatif dekat dengan Pondok Indah serta aksesibilitas tol yang memadai.

“Dalam dua tahun ke depan diperkirakan akan muncul 16 proyek baru dengan total luas lebih kurang 200.000 meter persegi,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa bersinarnya pamor TB Simatupang sebagai kawasan properti karena belum ada wilayah lain yang dapat menjadi pemekaran sentrabisnis Jakarta.

Sejumlah permasalahan di kawasan TB Simatupang antara lain karena dengan semakin menumpuknya gedung perkantoran dan apartemen, maka dikhawatirkan beban jalan menjadi tidak memadai, belum lagi banyaknya penyempitan jalur jalan di beberapa titik yang mengakibatkan kemacetan.

Ia juga mengingatkan, kenaikan harga tanah saat ini menjadi terlalu tinggi mengingat sebenarnya wilayah TB Simatupang merupakan wilayah resapan dengan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) rendah antara 20 persen atau paling tinggi 40 persen.

“Pemprov DKI Jakarta pun seharusnya lebih ketat dalam memberikan izin karena berkaitan dengan daerah resapan. Karena disinyalir ada beberapa gedung di sana yang melewati batas KDB yang ada,” katanya.  Antara

Berita Terkait

Ekonomi

Modal Asing Kembali Kabur, Tapi Rupiah Stabil

Aliran modal asing portofolio sangat fluktuatif. Mudah masuk dan...

Bank BNI Dorong UMKM Hingga Pekerja Migran Naik Kelas

Bank BNI kembali memperkuat komitmen untuk meningkatkan literasi keuangan...

Ini 8 Sektor Prioritas untuk Dongkrak Ekonomi 2026, Tidak ada Sektor Perumahan

Menjelang akhir 2025, pemerintah terus mempersiapkan arah kebijakan ekonomi...

Berita Terkini