Pengembang Dunia Bidik Pasar Asia
Kawasan Asia Pasifik masih menarik pengembang dunia. Sejumlah pengembang dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) melirik beberapa kota di Asia Pasifik dengan mengelola dan mengembangkan ritel dan fasilitas komersial. Salah satunya TIAA Henderson Real Estate (TH Real Estate) yang akan memperkuat pijakannya di Singapura, Jepang dan Tiongkok.
Property investment manager yang berbasis di London itu sudah mengelola aset dan properti senilai 71 miliar dolar AS di seluruh dunia. Di Asia, TIAA mengelola proyek senilai 550 juta dolar AS. Proyek yang dimaksud ini adalah kolaborasi TIAA-CREF, perusahaan jasa keuangan yang berbasis di AS, dengan Henderson Global Investors dari Inggris. Ada juga sejumlah properti komersial di beberapa kota Tingkok, seperti Tianjin, Shanghai, Foshan, dan Guangdong.
Perusahaan ini juga akan mengembangkan pusat ritel mewah di kawasan Asia, bekerja sama dengan Fingen Group, anak usaha RDM Asia. “Kami tumbuh secara organik, akuisisi dan bermitra adalah tiga strategi untuk mengembangkan diri,” ujar James Darkin, CEO TH Real Estate.
Karsten Kallevig, milyuner asal Norwegia, tidak mau ketinggalan. Karsten adalah pengendali bisnis real estat dari usaha Norges Bank Investment Management yang berkantor pusat di Oslo. Dalam waktu dekat ia akan masuk pasar Asia sebagai bagian strategi global dengan fokus pada 10-15 kota potensial di dunia. Norges Banks dikenal sebagai pengelola dana warga kaya dunia. Asetnya antara lain properti-properti mewah di New York, Washington DC, London, Paris dan Jerman. Bloomberg Businessweek melaporkan, investasinya menghasilkan keuntungan 11,8 persen pada tahun 2013.
Luxury Portfolio International, divisi marketing khusus properti mewah Leading Real Estate, belum lama ini juga membuka kantor di Raffles, Singapura. Kantor ini untuk melayani jaringannya di Hong Kong, Tiongkok daratan, Singapura, Jepang, India dan Selandia Baru. Kantor di Singapura akan menjadi basis untuk pengembangan di negara berkembang, seperti Filipina, Indonesia, Malaysia dan Thailand.
“Ini upaya kami menjangkau konsumen Asia, memahami lebih baik kultur mereka, sehingga mereka pun menyadari potensinya terhadap bisnis mereka,” kata Stephanie Pfeffer-Anton, Executive Vice President of Luxury Portfolio. Pfeffer-Anton menyebut Tiongkok memiliki lebih dari sejuta miyuner yang pengaruhnya akan meluas di hampir semua harga dan pasar, tidak saja di kawasan metropolitan. Karena itu, perusahaannya harus agresif menggarap mereka.
Luxury Portfolio memiliki jaringan di 200 agen real estat premium yang tersebar di 47 negara bagian AS dan 30 negara. Nilai properti pada listing jaringannya lebih dari 44 miliar dolar AS, dengan harga rata-rata sebesar 2,6 juta dolar AS.
Sebelumnya Crown Group yang berbasis di Sydney – Australia, sudah membuka kantor marketing di Indonesia dan segera di Singapura. Kantor di negara pulau itu akan dijadikan pusat untuk mengembangkan proyek di kawasan Asia. Rencananya, korporasi milik Iwan Sunito, pengusaha asal Indonesia, itu juga akan membuka kantor serupa di Tiongkok, meski tempatnya belum dipastikan, bisa di Shanghai atau Hong Kong.
Seperti dirilis Nikkei Asian Review, CEO Crown itu mengatakan, langkahnya itu dilandasi permintaan real estat di Asia yang tumbuh pesat enam bulan terakhir. Ayu
(berbagai sumber)
