Pasar Kondominium Jabodetabek Tidak Terpengaruh Pilpres

Pasar kondominium yang terdapat di kawasan Jabodetabek ternyata tidak terpengaruh dengan proses pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2014 karena tidak terjadi lonjakan atau penurunan tajam transaksi terkait pasar tersebut.
“Pemilihan presiden di bulan Juli 2014 tidak mempengaruhi kondisi pasar kondominium Jabodetabek,” kata Head of Research Cushman & Wakefield (konsultan properti internasional) Arief Rahardjo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Arief, hal itu terindikasi dari fakta bahwa baik aktivitas penjualan maupun pra-penjualan mengalami sedikit peningkatan selama kuartal II tahun 2014.
Ia memaparkan, kondominium kelas menengah masih mendominasi pasokan terbangun dan berkontribusi sekitar 52 persen dari total penjualan.
Jika ditinjau berdasarkan segmen, ujar dia, tingkat pra-penjualan kondominium kelas menengah-bawah, menengah, menengah-atas, dan atas secara berurutan tercatat pada angka 63,8 persen, 67,5 persen, 57 persen, dan 67 persen.
“Lebih dari 60 persen pembeli adalah investor, mengindikasikan kuatnya sentimen investasi terhadap properti,” katanya.
Sebelumnya, Indonesia Property Watch mengatakan pasar properti mulai menggeliat di luar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Pertumbuhan properti nasional secara umum memang menunjukkan perlambatan. Namun demikian berdasarkan analisis potensi yang dilakukan ternyata pasar properti mulai menggeliat di wilayah-wilayah luar Jabodetabek termasuk luar Jawa,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.
Ali mengatakan, perlambatan signifikan terjadi di Jabodetabek menyusul kenaikan harga properti yang tidak terlalu tinggi lagi.
Ia berpendapat, kenaikan harga properti di Jabodetabek secara rata-rata hanya berkisar antara 15 – 20 persen, sedangkan penjualan merosot sampai rata-rata 49 persen.
“Pengembang Jabodetabek mulai bertansformasi dari hunian landed ke apartemen dengan munculnya proyek-proyek apartemen menengah dan bersiap ekspansi ke luar Jabodetabek,” ucapnya.
Ali mengungkapkan, potensi perkembangan diperkirakan akan mengarah ke wilayah Sumatera meliputi Medan, Riau dan Lampung, sebagian Kalimantan, Jawa Tengah, dan Manado.
Sedangkan perkembangan pesat diperkirakan akan terjadi di Cikarang, Karawang, Malang, Surabaya, Makasar, Lampung, dan Balikpapan. Ant.