Sekarang Era TV Lengkung
Dalam waktu hampir bersamaan tiga produsen merilis TV curve.
Setelah Samsung (Korsel) akhir April lalu, LG (juga dari Korsel) juga merilis TV lengkung (curve) di Jakarta pertengahan Mei. LG curve TV ini memakai panel OLED (organic light emitting diode) yang kecepatan respon (response time)-nya terhadap objek diklaim 1.000 kali lebih cepat dibanding panel LED yang hanya 2–4 milisecond. Karena itu gambarnya lebih tajam tanpa distorsi (blur free), dan memberi detail akurat termasuk untuk objek yang bergerak cepat seperti pada film laga.

Dengan display cekung tampilan gambar di layar juga lebih optimal karena seluruh bagiannya memberikan jarak yang relatif sama ke mata penonton. Jadi gambar ditangkap lebih sempurna layaknya menonton tayangan di bioskop, tanpa bias dimensi seperti tampak lebih pipih di satu sisi atau blur. “Layar lengkung ini memang diadopsi dari layar bioskop yang juga sedikit melengkung,” kata Terry Putera Santoso, Head of TV Product Marketing PT LG Electronics Indonesia.
Sistem pewarnaannya menggunakan piksel WRGB (white, red, green, blue), bukan hanya RGB. Penambahan warna putih pada sub-piksel itu ditambah fitur color refiner meningkatkan derajat kecerahan warna tayangan dan membuat gambar pada TV full high definition (HD) 1.920 x 1.080 piksel ini lebih natural dan enak ditonton.
Dengan panel OLED juga tak diperlukan lampu untuk pencahayaan belakang seperti TV LED, karena tiap piksel dalam panel bisa menghasilkan pencahayaan mandiri. Jadi TV bisa lebih tipis (hanya 4 mm) dengan berat 16 kg. Bingkainya pun sengaja dibuat tipis untuk menciptakan sensasi seperti layar bioskop. LG Curve OLED TV 55 inci dijual Rp80 juta/unit.
Changhong
Changhong (China) juga melansir TV curve ultra HD (UHD) 3.840 x 2.160 piksel (4K). Dengan display lengkung gambar pada TV sama dilihat dari sisi manapun, tidak seperti TV flat yang terdistorsi bila dilihat dari samping. “Kelengkungan UHD TV seri Q1C ini dirancang presisi untuk mengoptimalkan kepuasan menonton dengan sudut pandang hingga 178 derajat,” kata Ethan Wu, Chief Marketing Officer of TV Products PT Changhong Electric Indonesia.
TV memakai panel IGZO (Indium, Galium, Zinc Oxide) yang disebut lebih tahan dibanding OLED, dan lebih irit listrik dengan response time 6 milisecond. “TV juga memiliki rasio kontras paling tinggi yang menghasilkan pergerakan gambar sangat halus dan tone warna lebih tajam, sehingga menghidupkan detail gambar terkecil sekalipun,” jelasnya.
TV dengan sistem operasi Android dan prosesor dual core ini dilengkapi fitur untuk berinternet, main game, koneksi dengan piranti mobile seperti smartphone, remote control yang berfungsi juga sebagai akselerometer (sensor gerak untuk main game), mikrofon pemberi perintah suara, dan lain-lain.
“Sistem U-MAX di dalamnya menyatukan program TV, internet, film, aneka format media, game, dan akses ke lebih dari 700 ribu aplikasi, sehingga TV menjadi pusat hiburan keluarga,” kata Wu. TV dengan display 55 dan 65 inci dan tebal 1 cm lebih ini dijual Rp40 juta dan Rp60 juta/unit dengan garansi produk satu tahun dan panel tiga tahun. Semua TV berlayar kristal (LCD) dengan tayangan gambar bisa tiga dimensi (3D) di atas dilengkapi sistem speaker canggih yang menghasilkan suara jernih dan berbagai efek audio.
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.