Ini Kawasan Komersial untuk “Millennials”

Kaum milenial telah menjadi segmen pasar yang disasar oleh hampir semua industri. Di sisi lain, minat dan kebiasaan kalangan muda digital itu sulit diprediksi dan dikalkulasi membuat konsep produk yang ditawarkan terus berubah, termasuk untuk properti komersial.
PT Cipta Harmoni Lestari (CHL/anak perusahaan Harita Group) baru-baru ini melansir properti komersial Marchand Hype Station di distrik pusat bisnis atau central business district (CBD) Emerald kota baru Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Banten) di selatan Jakarta.
Luas kawasannya 3.000 m2 yang dikembangkan menjadi outlet-outlet untuk kedai, toko, dan ruko sebanyak 240 unit dengan pembagian zoning yang jelas. Target pasar utamanya kaum milenial. “Sekarang pembahasannya semua mengenai milenial, tapi kebanyakan kita nggak tahu mau bikin apa. Kami membuat konsep proyek ini untuk kaum milenial (yang kebanyakan ingin membuka usaha sendiri), membantu mengatasi berbagai kesulitan mereka terkait tempat usaha. Makanya, namanya hype yang artinya sesuatu untuk merayakan kegembiraan, lifestyle. Cocok untuk milenial,” kata Andreas Audyanto, COO CHL, saat memperkenalkan konsep Marchand Hype Station untuk kalangan media di Jakarta, Kamis (28/3).
Marchand Hype Station dikonsep tiga lantai dengan status kepemilikan strata title (hak milik atas unit rumah vertikal) untuk kedai, dan hak guna bangunan (HGB) untuk ruko. Pembagian area (zoning)-nya masing-masing 25-30 persen untuk fashion-aksesoris dan healthy food (organik), 50 persen food and beverage (F&B) di lantai tiga, ditambah area coworking space.
Zoning harus dipatuhi semua penyewa dengan meneken perjanjian, namun tetap memungkinkan ada perubahan selama ada pemberitahuan. Pengelolaan kawasan akan dilakukan developer untuk menjamin konsep kawasan komersial tetap sesuai segmen pasar yang disasar.
Marchand Hype Station akan dimaksimalkan untuk kongkow, mencari kebutuhan dan kegiatan khas milenial yang terkait erat dengan penggunaan gadget dan teknologi dengan suasana yang nyaman. Mulai dari sekadar ngopi, ke barbershop, kebutuhan nail art, hingga bekerja mandiri dan komunitasnya.
“Kami juga melihat perkembangan jual-beli online membutuhkan tempat untuk display. Tempat ini ditujukan juga untuk itu, dengan mendatangkan crowded (kerumunan) yang tepat. Makanya nanti secara rutin tempat ini akan mendatangkan berbagai komunitas. Pokoknya, semuanya dari A to Z untuk milenial kami hadirkan di sini. Terlebih lagi lokasinya di CBD Bintaro Jaya yang banyak banget komunitasnya,” jelas Audyanto.
Setia Iskandar, Chief Marketing Officer CHL menambahkan, kedai di proyek dengan nilai investasi Rp100 miliar ini ditawarkan mulai dari ukuran 2 x 2 m2 seharga mulai dari Rp300 juta, sedangkan ruko mulai dari Rp2,9 miliar. Karena pasar juga makin berubah, tidak lagi mengandalkan konsumen dari segmen investor, tapi end user yang membeli properti untuk dipakai sendiri, proyek hanya menargetkan konsumen investor hanya 20 persen.
“Tempat ini sangat cocok untuk milenial membuka usaha. Kalau belum mampu, orang tuanya bisa membantu membelikan. Proyek akan diluncurkan akhir April 2019. Targetnya bisa langsung sold out dengan target operasional pertengahan tahun depan,” ungkapnya.