Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiBegini Bantuan Konkrit Pemerintah untuk Mendorong Pengembangan Proyek Properti Ramah Lingkungan

Begini Bantuan Konkrit Pemerintah untuk Mendorong Pengembangan Proyek Properti Ramah Lingkungan

Majalah HousingEstate dan portal housingestate.id telah menyelenggarakan ajang Green Property Awards (GPA) sejak tahun 2009. GPA diberikan kepada proyek yang dikembangkan dengan konsep ramah lingkungan atau (green) yang terdiri dari delapan kriteria. Bertindak sebagai ketua tim juri bersama juri dari HousingEstate adalah master arsitektur lansekap dan pengamat perkotaan Nirwono Joga.

Menurut Nirwono, setelah satu dekade ajang GPA diselenggarakan, pemerintah mestinya bisa ikut berperan aktif dan berkontribusi lebih nyata mendorong pengembangan proyek real estate yang ramah lingkungan. Jadi, ada semangat developer menerapkannya yang berdampak baik terhadap lingkungan dan harga propertinya.

“Dukungan paling mudah itu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memiliki direktorat jenderal (ditjen) yang fokus pada penyediaan perumahan. Konkrit saja, Kementerian PUPR bisa melobi Kementerian Keuangan untuk memberikan insentif pajak kepada para pengembang yang pernah mendapatkan GPA. Minimal itu,” katanya kepada housingestate.id di sela-sela penyelenggataam Housing Estate Awards 2019 dan GPA 2019 di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Bentuk dukungan konkrit lainnya, Kementerian PUPR yang merupakan kementerian pembangunan fisik atau infrastruktur, bisa membantu pengembang dalam pembangunan sarana prasarana utilitas (PSU). Ini juga akan mendorong pengembang berlomba-lomba menerapkan konsep green pada pengembangan proyeknya.

Kemudian seperti yang dikemukakan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, juga harus dibuat standarisasi untuk produk bahan bangunan. Misalnya, bentuk, bahan, ukuran, dan lainnya untuk jendela atau pintu sehingga semua terstandar dari segi kualitas dan harganya di seluruh wilayah Indonesia.

Standarisasi ini akan mendorong munculnya sentra-sentra industri di daerah. Jangan seperti selama ini, semua material bahan bangunan diambil dari Jawa. Hal ini harus diupayakan karena pemerintah juga telah sukses membuat harga BBM satu harga di seluruh wilayah Indonesia.

“Kalau sudah ada insentif pajak dari Kementerian Keuangan, bantuan infrastruktur dari Kementerian PUPR, hingga standarisasi di semua wilayah, para pengembang akan menjadi lebih bersemangat mengembangkan proyek ramah lingkungan dan sangat mungkin harga rumah  menjadi lebih terjangkau. Jadi, perjalanan panjang 10 tahun GPA ini bisa lebih nyata dan kita akan lebih mudah menjawab masalah lingkungan, mengelola sampah, hingga membuat indeks smart city,” jelasnya.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini