Kamis, Desember 18, 2025
HomeBerita PropertiDua Bendungan Kering Ini Akan Kurangi Banjir Jakarta

Dua Bendungan Kering Ini Akan Kurangi Banjir Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) terus kebut pembangunan bendungan kering (dry dam) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane. Proyek dry dam ini merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta.

Menurut Menpupera Basuki Hadimuljono, ada dua dry dam yang dibangun yaitu Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Targetnya, kedua dry dam ini akan diselesaikan pada tahun 2021 sehingga bisa langsung berdampak pada aliran debit air yang masuk ke Jakarta saat musim hujan tahun depan.

“Bendungan kering ini berbeda cara kerjanya dengan bendungan biasa. Bendungan baru akan digenangi air saat musim hujan sehingga saat musim kemarau bendungan ini kering, jadi ini bukan untuk keperluan irigasi maupun air baku tapi untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir. Dry dam Cimahi dan Sukamahi ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers yang diterbitkan, Senin (7/12).

Pekerjaan dry dam Ciawi telah ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna dengan nilai proyek mencapai Rp798,7 miliar. Saat ini progres pekerjaannya telah mencapai 73 persen atau lebih cepat dari rencana yang seharusnya masih 71,5 persen.

Bendungan kering Ciawi akan memiliki volume tampung mencapai 6,05 juta m2 dan luas genangan 39,4 ha dan bisa mereduksi debit air yang mengalir ke Jakarta mencapai 111,75 m3 per detik. Kedua bendungan kering ini memang untuk menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendungan Katulampa kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.

Sementara pembangunan dam dry Sukamahi telah direncanakan sejak tahun 1990-an dan baru memulai pembangunannya pada tahun 2017. Saat ini progresnya telah mencapai 60 persen sementara progres pembebasan lahan telah mencapai 92,67 persen (40,86 ha) dari kebutuhan 46,7 ha.

Nilai kontrak pekerjaan dry dam Sukamahi mencapai Rp449,39 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya KSO. Dry dam Sukamahi akan memiliki daya tampung mencapai 1,68 juta m3 dan area genangan seluas 5,23 ha. Pengadaan tanah kedua bendungan ini dilakukan dengan skema dana talangan di mana kontraktor membiaya terlebih dulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LAMN).

Basuki menjelaskan, dari penelusuran debit banjir ulang periode 50 tahunan, dengan dibangunnya dry dam Ciawi dan Sukamahi ini bisa mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 m3/detik. Bila dikurangi lagi dengan debit dari Sungai Ciliwung maka nantinya yang dialirkan Kanal Banjir Timur melalui sodetan Ciliwung sebesar 60 m3/detik yang membuat debit di Pintu Air Mangarai menjadi 517,05 m3/detik.

“Selain pembangunan infrastruktur fisik  seperti ini kami juga terus meningkatkan sistem peringatan dini banjir telemetri yang mencatat tinggi muka air di beberapa pintu dan pos pengamatan seperti di Pos Katulampa, Pintu Air Depok, dan Pintu Air Manggarai. Diatur juga tingkat kesiagaan dan kewenangan buka-tutup pintu air,” katanya.

 

Berita Terkait

Ekonomi

BI: Tahun Depan Ekonomi Global Melemah, Ekonomi Indonesia Makin Baik

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), 16-17 Desember...

Jelang Akhir Tahun, Konsumsi Kaum Menengah ke Atas Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) November 2025 yang dipublikasikan...

Konsisten Positif, Kinerja Bank Mandiri Jelang Tutup Tahun

Tahun 2025 segera berakhir dan melihat kondisi likuiditas domestik...

Berita Terkini