Jumat, September 5, 2025
HomeBerita PropertiPebisnis Properti: Tahun Politik Kali Ini Lebih Positif

Pebisnis Properti: Tahun Politik Kali Ini Lebih Positif

Tahun politik kali ini lebih positif bagi bisnis properti, karena tidak menampilkan polarisasi yang tajam seperti lima tahun lalu. Karena itu berbagai proyek properti bisa berjalan sesuai rencana. “Proyek hotel dan pusat belanja kami berjalan dengan baik. Begitu juga proyek apartemen termasuk Antasari Place. Bahkan, beberapa proyek komponen biayanya ada yang turun. Pressure-nya tidak seberat beberapa tahun lalu. Kita juga berterima kasih kepada pemerintah atas berbagai kebijakannya (yang mendukung bisnis properti) seperti insentif PPN DTP,” kata Anthony P Susilo, Presiden Direktur dan CEO PT Indonesian Paradise Property Tbk (Paradise Indonesia), dalam media gathering mengenai progress pembangunan apartemen Antasari Place di lokasi proyek, Kamis (4/1/2024). Ia berbicara didampingi Direktur Keuangan Paradise Indonesia Surina, Presiden Direktur PT Prospek Duta Sukses (PDS) A.H. Bimo Suryono, Senior Project Manager PDS Adhi Irianto, dan Chief of Project Marketing PDS Reagan Halim.

Antasari Place (2 menara/33 lantai/900 unit per menara) dikembangkan Paradise Indonesia melalui PDS di interchange yang mempertemukan Jalan Pangeran Antasari-Jl TB Simatupang dengan jalan tol Depok-Antasari (Desari) dan tol JORR Pondok Pinang-TMII di Jakarta Selatan. Proyek sudah melakukan prosesi tutup atap (topping off) menara pertama akhir Mei 2023. Setelah itu apartemen memasuki tahap finishing dengan target serah terima unit mulai Desember 2024. “Sejauh ini konstruksi proyek berjalan lancar. Target serah terima Desember tahun ini hingga Juni 2025,” ujar Bimo. Ia menyebutkan, PDS masih fokus menjalankan amanat homologasi.

Antasari Place yang dilansir PDS sejak 2014 sempat berhenti pengembangannya di tahap basement sampai tahun 2021, yang memicu konflik dan gugatan pailit dari para konsumennya. Akhir tahun 2021 Paradise Indonesia mengakuisisi PDS setelah tercapai kesepakatan damai (homologasi) antara manajemen lama dan konsumen yang disahkan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 16 Maret 2021. Sejak awal 2022 INPP mengebut pembangunan Antasari Place guna memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam putusan homologasi tersebut. Homologasi adalah persetujuan antara kreditur (dalam konteks ini konsumen) dan debitur untuk mengakhiri kepailitan.

Antasari Place menawarkan unit hunian tipe studio dan 1-2 kamar tidur (1-2 BR) seluas 28–65 m2. Harganya Rp1,1–2,6 miliaran/unit sudah termasuk PPN. “Sekitar 50-60 persen unit di menara pertama sudah terjual,” kata Reagan Halim, Chief of Project Marketing Antasari Place. Sebagian besar penjualan berasal dari konsumen yang sudah membeli saat apartemen masih dikembangkan manajemen lama, sebagian lagi dari konsumen baru (new sales). “Ada konsumen yang menggabungkan unitnya karena tidak bisa melanjutkan cicilan, ada konsumen lama yang membeli lagi, ada juga konsumen yang lewat dan masuk ke sini lihat progresnya sangat bagus lalu beli,” jelasnya.

Halim mengakui saat ini pemasaran apartemen terbilang berat. Tapi, dibanding apartemen sekelas di sekitarnya, penjualan Antasari Place lebih baik. Salah satu kelebihannya, lokasinya yang strategis yang membuatnya mudah diakses dari berbagai penjuru Jabodetabek. Kelebihan lain, konsep pengembangannya yang menggabungkan hunian dengan fasilitas ritel. Antasari Place akan dilengkapi The Alley, fasilitas ritel seluas 5000 m2 yang akan dikelola PT Pop Properti Indonesia (Cornerstone). The Alley dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan penghuni sekaligus menjadi meeting point dan hangout spot. “Sekitar 60 persen area The Alley untuk F and B, 30 persen supermarket, 10 persen lain-lain,” kata Anthony. Saat serah terima unit mulai Desember tahun ini, The Alley ditargetkan juga sudah dibuka. Lantai satu The Alley disebut telah full dipesan termasuk oleh salah satu tenant besar. Sedangkan lantai dua juga sudah banyak di-booking.

 

 

 

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini