Dua Properti Butik OXO Terjual Habis Selama Pandemi

Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia, perusahaan pengembang dan pengelola boutique lifestyle real estate, menyatakan pasar properti di Bali terbukti resilience saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat awal pandemi, semua bisnis terdampak. Tapi pandemi juga memunculkan celah pasar baru, yaitu properti berkonsep boutique lifestyle.
“Hal itu bisa terjadi karena saat pandemi semua orang bisa bekerja dari mana saja. Dan Bali menjadi salah satu tujuan utama tren baru tersebut. Tren itu bertahan hingga saat ini, dan hal itu menjadi bahan bakar pasar properti berkonsep boutique lifestyle,” katanya saat memaparkan proyek-proyek properti OXO kepada kalangan media di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Tren itu terlihat antara lain dari pertumbuhan villa di kawasan Canggu, Bali. Saat awal pandemi, jumlah villanya sekitar 3.200 unit. Tapi, saat ini sudah lebih dari 5.000 unit dan diperkirkan masih akan terus bertambah. “Kami sendiri bisa menjual habis dua proyek kami di kawasan Canggu selama pandemi,” ungkap Johannes.
Ia menyebutkan, proyek-proyek OXO diminati karena mampu memberikan pengalaman yang berkesan bagi para tamu dan investor selama meninggalinya sekaligus menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat. “Produk-produk OXO dan pengelolaannya memiliki standar tanpa kompromi, desain yang cerdas, layanan premium, sekaligus mengedepankan prinsip berkelanjutan (sustainability),” ujar Johannes.
OXO mengembangkan sendiri berbagai proyeknya, memasarkan, dan kemudian mengelolanya. Saat ini OXO telah mengembangkan sekitar 30 properti di Bali senilai lebih dari Rp700 miliar. Terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, ditambah kapal pesiar 6 kabin sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
“OXO itu small giant. Kami kecil dari ukuran, namun punya visi menjadi pemain kelas dunia dalam beberapa tahun ke depan,” jelas pria yang dikenal sebagai pembicara publik, wirausahawan kreatif, visioner, dan pemikir lateral dengan lebih dari 25 tahun pengalaman bisnis di Inggris, Australia, Austria, dan Jerman sebelum ke Indonesia.
Tahun 2014 OXO membuka proyek pertama villa mewah Chameleon di Bali, diikuti proyek-proyek lain. Sebagian sudah beroperasi, sebagian dalam tahap konstruksi. Selain Chameleon sebutlah antara lain Wonderland, OXO Townhouses, Splendour, OXO Workland, Ecoverse Resort & Residences, Nova, Ether, dan The Residences. OXO bermitra dengan pebisnis lokal (Bali) dan global (Global One dan Nuanu) mengembangkan proyek-proyeknya.
Johannes menyebutkan, salah satu kekuatan OXO, mampu mengikuti tren pasar baru seperti Neo Luxury. Para penganut paham ini memandang kemewahan properti tidak lagi dibatasi oleh penggunaan material berkelas seperti marmer, tapi lebih pada value, experience, dan gaya hidupnya yang berkelanjutan.
Karena itu sejak berdiri OXO menerapkan konsep ramah lingkungan pada proyek-proyeknya. Semua properti OXO dilengkapi panel surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, zero waste, dan menggunakan material hasil daur ulang atau dapat didaur ulang. “Kami juga berupaya memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar, seperti membantu komunitas disabilitas lokal agar bisa lebih mandiri dan kreatif,” pungkas Johannes.