Senin, Oktober 13, 2025
HomeBahan BangunanOnduline Raih Sertifikasi Green Label Kategori Gold

Onduline Raih Sertifikasi Green Label Kategori Gold

Onduline Indonesia, perusahaan pemegang dan pengendali merek atap bitumen Onduline, kembali meraih pengakuan dan sertifikasi Green Label Indonesia (GLI) dengan predikat tertinggi Gold dari Green Product Council (GPC) Indonesia. Onduline Indonesia adalah bagian dari Onduline Group (Perancis) dan Kingspan (Irlandia), yang memproduksi solusi atap bitumen yang terbuat dari serat selulosa, waterproofing, greenroof, hingga panel surya. Sertifikasi GLI untuk Onduline dari GPC itu makin bermakna karena diterima menjelang perayaan Hari Bumi pada 22 April ini.

Menurut Esther Pane, Country Director PT Onduline Indonesia, proses Onduline mendapatkan sertifikat GLI cukup ketat dan panjang. Wajib mengikuti 10 tahapan dengan 13 kriteria audit. Mulai dari pembelian bahan baku hingga proses produksi. Ia menyebutkan, secara umum yang terpenting dari produk ramah lingkungan adalah manufacturing process-nya. Kemudian pilihan bahan baku dan konsumsi energinya.

“Esensinya bukan hasil akhirnya, tapi proses menjadi sebuah produk. Bagaimana pabrikan (Onduline) memiliki alur produksi atap yang berdampak positif terhadap lingkungan. Kemudian di-kroscek dengan komposisi bahan baku, kualitas, dan konsumsi energi, serta apakah produk sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kita tahu, industri merupakan salah satu pemicu perubahan iklim yang besar,” kata Esther.

Baca juga: OGRA 2023: Pentingnya Desain Atap Bangunan yang Berkelanjutan

Ia menambahkan, bagi Onduline Indonesia predikat green label itu bukan sekadar stempel di atas kertas. Sertifikasi yang diuji dan diawasi ketat oleh lembaga pengujian dan inspeksi International Association of Plumbing and Mechanical Official (IAPMO) itu, merupakan bukti nyata Onduline Indonesia mendukung pencapaian target net zero emission (NZE). Hal itu sejalan dengan komitmen iklim Nationally Determined Contribution (NCD), dimana Indonesia bersama 195 negara lain sepakat menjaga peningkatan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius melalui berbagai upaya.

Esther mengutip para ahli konstruksi, arsitektur dan engineering di dunia yang menyatakan, gedung yang menerapkan desain berkelanjutan, antara lain melalui penggunaan penutup atap yang ramah alam, bisa menghemat energi 40% lebih banyak, yang berarti berkontribusi mereduksi emisi CO2. Selain itu penggunaan material rendah karbon pada bangunan juga terbukti mengurangi emisi hingga 30%.

Saat ini Onduline Indonesia memproduksi dan memasarkan lima produk atap hijau yang telah tersertifikasi GLI kategori Gold. Yaitu, solusi atap ringan bitumen bergelombang Onduline Classic, Onduvilla, Onduline Tile, Onducasa dan Onduline Ridge C100 Classic. “Produk-produk atap itu bukan hanya ramah alam, tapi juga memaksimalkan efisiensi penggunaan material pada proyek residensial, komersial, dan fasilitas umum,” ujar Esther.

Produk atap bitumen Onduline, diproduksi dari material yang aman dan memiliki dampak lingkungan yang rendah. Bahan baku atap bitumen bergelombang Onduvilla misalnya, 55% dari bahan daur ulang. Seperti serat selulosa yang diekstraksi dan diolah dengan tekonologi tinggi sehingga memiliki ketahanan dan performa waterproofing, dan tahan cuaca.

Baca juga: OGRA: Tantangan Merancang Atap yang Ramah Lingkungan

“Kami senantiasa memastikan bisnis Onduline Indonesia juga berkontribusi mereduksi konsumsi energi (energy effieciency), dan bahan bakunya tidak merusak lingkungan dengan masa pakai panjang yang menghindari penipisan sumber daya alam. Karena itu mengandalkan genteng Onduline sebagai penutup atap bangunan, berarti mendukung keberlanjutan lingkungan,” tegas Esther.

Chief Operation Officer GPC Indonesia Yoyok Setio Hermanto menjelaskan, saat ini bumi dan seisinya menghadapi triple planet challenges. Yaitu, perubahaniklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan. Sertifikasi GLI menjadi salah satu alat yang membantu menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan, dengan memberikan insentif bagi industri untuk lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dari bisnis mereka.

Berita Terkait

Ekonomi

Dalam 2 Bulan Kerugian Akibat Kejahatan Scam Bertambah Rp2 Triliun

Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (RDKB...

Investment Roadshow Jawa Barat Potensinya Capai Rp24,6 Triliun

Sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) dan visi Pemerintah...

Berita Terkini