Jumat, September 5, 2025
HomeNewsBerita UmumRupiah Belum Kembali ke Level di Bawah Rp16.000

Rupiah Belum Kembali ke Level di Bawah Rp16.000

Modal asing (portofolio) kembali masuk ke Indonesia dengan nilai lebih besar dalam sepekan terakhir. Mengutip keterangan resmi Bank Indonesia (BI) kemarin, selama tahun 2024 berdasarkan data setelmen s.d. Selasa 7 Mei 2024, nonresiden (asing) melakukan jual neto Rp46,61 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara). Namun, pada saat bersamaan juga melakukan beli neto Rp3,83 triliun di pasar saham dan beli neto Rp31,43 triliun di SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia).

Sedangkan selama dua hari kerja 6–7 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik melakukan beli neto Rp4,04 triliun. Terdiri dari beli neto Rp2,36 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp3,58 triliun di SRBI. Terkait aliran modal asing selama minggu kedua Mei 2024, premi risiko investasi atau CDS (credit default swap) Indonesia 5 tahun per 7 Mei 2024 tercatat 69,91 bps, turun dibandingkan 3 Mei 2024 sebesar 70,69 bps.

Kemudian kurs rupiah saat penutupan pasar di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Selasa 7 Mei 2024, menguat ke level (bid) Rp16.040 per dolar AS, yield SBN 10 tahun turun ke level 6,90%, DXY menguat ke level 105,41, dan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,46%.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF). Sedangkan UST atau US Treasury Note adalah surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Baca juga: Bank Indonesia Naikkan Bunga Acuan BI Rate Jadi 6,25%

Saat pembukaan pasar Rabu, 8 Mei 2024, rupiah dibuka melemah ke level (bid) Rp16.080 per dolar AS, sebelum menguat lagi ke level Rp16.047 namun sedikit melemah dibanding penutupan Selasa, 7 Mei 2024. Sementara yield SBN 10 tahun naik ke level 6,94%. Secara keseluruhan kendati menguat signifikan dibanding medio April, rupiah belum kembali ke level di bawah Rp16.000. Bahkan setelah BPS merilis data pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 yang cukup bagus.

Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo yakin, sampai akhir 2024 rupiah akan terus menguat ke level di bawah Rp16.000. Ia menyatakan hal itu dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pekan lalu. Alasannya, kenaikan BI rate dan SRBI memikat arus masuk modal asing, seperti sudah terlihat dari data beli neto yang terus naik selama dua pekan pertama Mei. Alasan lain, prospek ekonomi Indonesia makin menguat dengan inflasi terkendali di kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini