Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiAirlangga: Nggak Usah Panik, Defisit APBN Tetap di Bawah Tiga Persen

Airlangga: Nggak Usah Panik, Defisit APBN Tetap di Bawah Tiga Persen

Pemerintah sudah mengusulkan target defisit anggaran pada APBN 2025 di kisaran 2,45%-2,82%, untuk mengantisipasi peningkatan pembayaran bunga utang 2025 karena pengaruh suku bunga global dan tekanan dolar AS.

Dengan defisit APBN di bawah 3% itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap semua pihak tetap optimis terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini dan ke depan.

Sebagaimana diketahui, Presiden/Wapres terpilih Prabowo/Gibran membuka peluang menaikkan rasio utang bila dinilai diperlukan untuk melaksanakan berbagai program populisnya. Hal itu memicu sentimen negatif dari para investor yang khawatir defisit APBN membengkak dan ekonomi Indonesia tertekan.

Menurut Airlangga, alarm baru berbunyi kalau defisit anggaran di atas 3%, seperti yang terjadi di negara-negara Uni Eropa (UE).

“Mereka defisit APBN-nya 5-7 persen, seperti Jerman, Prancis, dan Italia,” katanya kepada pers di kantornya, seperti dikutip keterangan resmi Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian kemarin (21/6/2024).

Sedangkan Indonesia tetap mempertahankan defisit APBN di bawah 3%. “Jadi, tidak perlu panik. Alarmnya berbunyi di Eropa, bukan di Indonesia,” lanjut Menteri Airlangga sembari menambahkan, negara-negara Eropa itu sudah mendapat peringatan dari Bank Sentral UE supaya menurunkan defisit anggarannya.

Ia yakin kebijakan perekonomian pemerintahan baru tahun depan masih akan sejalan dengan kebijakan yang ada saat ini, demi menjaga fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

Baca juga: Peringkat Daya Saing Indonesia Naik Tinggi

Airlangga menyebutkan, tetap kuatnya ekonomi nasional di tengah ketidakpastian pasar uang global dan ketegangan geopolitik itu, terlihat dari neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 yang surplus USD2,93 miliar. Melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut-turut.

Surplus neraca perdagangan itu didukung surplus sektor nonmigas sebesar USD4,26 miliar. Seiring meningkatnya ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN dan UE juga mengalami kenaikan.

Selain itu pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif masih tinggi, 5,11 persen, inflasi rendah 2,8 persen, dan Indeks Keyakinan Konsumen positif di atas 50. Sementara daya saing juga meningkat tinggi.

“Peringkat daya saing Indonesia naik tujuh tingkat tahun ini. Tertinggi dalam enam tahun terakhir. Riset IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat, Indonesia menduduki peringkat 27 dari 67 negara, dari posisi 34 tahun lalu,” tutur Airlangga.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini