Menengok Penerapan ESG di Township Barat Jakarta

ESG merupakan singkatan dari Environmental, Social, and Governance yang merupakan konsep bisnis dengan mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria ESG tersebut yaitu lingkungan, sosial, serta tata kelola.
Penerapan ESG mengacu pada proses dengan penekanan pada elemen-elemen lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam pengalokasian aset dan pengambilan keputusan risiko sehingga bisa menghasilkan keuntungan finansial jangka panjang yang berkelanjutan. Hal ini juga berarti mencakup keberlangsungan bisnis yang lebih sustain hingga membantu untuk meminimalkan risiko bisnis.
Menurut Adriadi Dimastanto (Dimas), Sekjen Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, penerapan ESG khususnya untuk sektor properti karena setiap pembangunan dipastikan memberikan dampak kepada lingkungan dan manusia sehingga harus diterapkan konsep-konsep yang bertanggung jawab guna keberlanjutan bisnis itu sendiri.
“Penerapannya sangat penting karena terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan untuk itu dibutuhkan tata kelola yang baik. Ini juga merupakan isu global karena saat kita membangun pasti ada dampak dan itu yang harus diantisipasi. Di sisi lain dengan penerapan ESG juga bisa meningkatkan reputasi karena pengembang yang menerapkan green investment akan lebih dipercaya oleh investor maupun masyarakat,” ujarnya saat diskusi Peluang dan Tantangan Penerapan ESG Dalam Industri Properti yang diselenggarakan Elevee Condominium Alam Sutera Rabu (24/7).
Berbagai penerapan konsep ESG itu telah banyak dilakukan di township Alam Sutera (800 ha). Menurut Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alam Sutera, berbagai konsep keberlanjutan itu telah diterapkan mulai dari masterplan kawasan sejak pengembangan Alam Sutera dimulai 30 tahun lalu.
“Hingga saat ini Alam Sutera sudah terbangun 37 klaster hunian yang terhuni dengan tahapan pengembangan yang terus berlangsung hingga saat ini. Sambil terus berproses Alam Sutera juga merupakan kawasan yang sudah jadi dan terbukti areanya bukan hanya dinikmati oleh penghuni tapi juga banyak dari luar yang datang ke sini karena kawasannya yang sudah sangat hidup dan tertata dengan baik,” katanya.
Penataan yang baik di Alam Sutera merupakan indikator maintenance maupun pengelolaan estate yang diterapkan. Ada banyak hal yang tidak bisa dilihat tapi telah dikembangkan sejak awal seperti saluran drainase, listrik, air, maupun utilitas lainnya di bawah tanah yang membuat township ini bebas banjir, lalu lintas yang tertata rapi, kemudahan akses ke setiap titik, kenyamanan pejalan kaki di pedestrian yang lebar, dan sebagainya.
Baca juga: Jakarta Hilang Status Ibukota, Ini Dampaknya Untuk Koridor Barat
Pengembangan yang saat ini dilakukan di township Alam Sutera yaitu Escala, sebuah kawasan komersial seluas 19 ha yang berada di downtown Alam Sutera. Elevee Condominium dikembangkan di sini yang tower pertamanya telah memasuki tahapan finishing. Elevee akan menjadi hunian highrise paling premium di Alam Sutera.
Untuk penerapan konsep ESG di Escala, didedikasikan forest park seluas 4 ha untuk menjamin kenyamanan kawasannya. Konsep utama pengembangan kawasan ini untuk menggabungkan tata kota yang modern dengan lifestyle berkelanjutan (sustainable living) sehingga seluruh aktivitas bisa seiring dengan sarana greenery dengan akses pedestrian berkanopi kerindangan pohon dan pemandangan hutan kota.
“Konsep yang diterapkan itu merupakan komitmen dan tanggung jawab jangka panjang untuk memfasilitasi ribuan keluarga yang tinggal di sini. Selama ini tidak ada proyek yang mangkrak dan itu merupakan salah satu bentuk penerapan ESG yang juga membangun trust kepada seluruh shareholder,” imbuh Alvin.