Kredit Konvensional Menurun, Paylater Melesat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, selama Agustus 2024 penyaluran kredit konvensional oleh perbankan meningkat 11,40 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.507,7 triliun, namun menurun dibanding Juli 2024 yang tercatat 12,40 persen.
Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang dirilis Selasa (1/10/2024) menyebutkan, pada Agustus 2024 kredit investasi tumbuh paling tinggi sebesar 13,08 persen, diikuti kredit konsumsi 10,83 persen, dan kredit modal kerja 10,75 persen.
Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 16,51 persen, sedangkan kredit UMKM hanya tumbuh 4,42 persen, melambat dibandingkan Juli 2024 yang tercatat 5,16 persen. “Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit sebesar 13,13 persen (yoy),” tulis OJK.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Agustus 2024 juga menurun secara tahunan (yoy) menjadi 7,01 persen, dibanding Juli 2024 yang tercatat 7,72 persen, dengan total perolehan dana Rp8.650 triliun.
Giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 10,06 persen, 6,14 persen, dan 5,37 persen. Penurunan pertumbuhan DPK itu tercermin pada likuiditas industri perbankan.
Pada Agustus 2024 likuiditas perbankan tetap memadai namun menurun, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 112,92 persen (Juli 2024: 113,49 persen) dan 25,37 persen (Juli 2024: 25,56 persen).
“Tapi, alat likuid itu masih di atas threshold (ketentuan) masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” tulis keterangan RDKB OJK Agustus 2024.
Kualitas kredit perbankan juga hanya sedikit membaik, dengan rasio NPL gross pada Agustus 2024 sebesar 2,26 persen (Juli 2024: 2,27 persen) dan NPL net 0,78 persen (Juli 2024: 0,79 persen).
Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,17 persen (Juli 2024: 10,27 persen). Rasio LaR itu mendekati level sebelum pandemi sebesar 9,93 persen (Desember 2019).
Secara umum, OJK menilai tingkat profitabilitas bank (ROA) stabil di level yang tinggi 2,69 persen (Juli 2024: 2,69 persen), yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien.
Baca juga: Pembiayaan Pinjol Menurun, Pay Later Melesat
Ketahanan perbankan juga tetap kuat, tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat sebesar 26,78 persen (Juli 2024: 26,56 persen).
Saat pertumbuhan kredit perbankan melemah, pertumbuhan kredit buy now pay later (BNPL) perbankan melesat, dengan porsi terhadap total kredit perbankan saat ini 0,24 persen.
Per Agustus 2024 baki debet kredit BNPL melesat 40,68 persen yoy (Juli 2024: 33,66 persen) menjadi Rp18,38 triliun, dengan total rekening 18,95 juta (Juli 2024: 17,90 juta). Risiko kredit BNPL perbankan itu juga turun ke level 2,21 persen, dibanding Juli 2024 yang tercatat 2,24 persen.