Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomi​Digital Banking Catat 5,66 Miliar Transaksi, Uang Elektronik 4 Miliar, ATM Hanya...

​Digital Banking Catat 5,66 Miliar Transaksi, Uang Elektronik 4 Miliar, ATM Hanya 1,7 Miliar

Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan III 2024 terus meningkat pesat, didukung sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Menurut laporan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Rabu (16/10/2024), dari sisi nilai transaksi BI-RTGS meningkat 16,0 persen secara tahunan (yoy) mencapai Rp45.252 triliun.

BI-RTGS atau Real Time Gross Settlement adalah transaksi realtime online yang dikembangkan BI untuk transaksi bernilai besar, lebih dari Rp100 juta.

Volume transaksi BI-FAST tumbuh 61,10 persen (yoy) mencapai 924,89 juta transaksi. BI-Fast adalah transaksi realtime online bernilai kecil yang dibangun BI, serupa dengan digital banking yang dikembangkan perbankan sebagai mekanisme transfer realtime online antar-bank.

Sementara digital banking mencatat 5.666,28 juta (baca: 5,6 miliar) transaksi atau meningkat 34,43 persen (yoy), dan transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 29,11 persen (yoy) mencapai 4.001,11 juta transaksi.

Digital banking adalah transaksi keuangan berbasis aplikasi digital di smartphone. Sedangkan UE atau e-money adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik yang ditempatkan di media digital.

UE tersedia di akun setelah pemilik dana menyetorkan uang fisik. e-money Mandiri, Flazz BCA, Brizzi BRI, Gopay, ShopeePay, LinkAja, dan JakOne Bank DKI, adalah sejumlah contoh UE.

Sedangkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D terus merosot, pada triwulan III menurun 8,59 persen (yoy) menjadi 1.738,53 juta transaksi.

Transaksi kartu kredit tumbuh 14,84 persen (yoy) mencapai 116,97 juta transaksi. Transaksi QRIS terus melejit sebesar 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.

baca juga: BI: Transaksi Digital Melesat, Mitigasi Risiko Perlu Diperkuat

QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) adalah standar kode QR yang dikembangkan BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia.

Dengan QRIS, penyedia layanan pembayaran tak perlu punya kode QR sendiri. Mereka punya standar kode QR bersama yang bisa dipakai seluruh penyedia layanan pembayaran berbasis kode QR.

Kendati transaksi menggunakan aplikasi digital dan UE terus melesat, penggunaan uang kertas dan logam tetap meningkat.

Tercermin dari jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada triwulan III 2024 yang naik 9,96 persen (yoy) menjadi Rp1.057,4 triliun.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini