Penjualan Eceran Makin Melorot

Penjualan eceran atau ritel kembali melorot. Tergambar dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 yang tercatat 210,6 atau tumbuh 4,8 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibanding 5,8 persen per Agustus 2024 (yoy).
Mengutip hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang dirilis Selasa (12/11/2024) melalui Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, pertumbuhan IPR itu ditopang oleh peningkatan penjualan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Suku Cadang dan Aksesori.
Secara bulanan (mtm), penjualan eceran pada September 2024 kembali terkontraksi atau minus 2,5 persen, setelah tumbuh 1,7 persen pada Agustus, dan minus 7,2 persen pada Juli 2024.
“Penurunan terutama terjadi pada subkelompok Sandang, Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau, seiring penurunan permintaan setelah berakhirnya berbagai program diskon dalam rangka HUT RI,” tulis survei BI itu.
Pada Oktober 2024 kinerja penjualan eceran diprakirakan BI tetap tumbuh, namun lebih nyungsep. Tercermin dari IPR Oktober 2024 yang diprakirakan mencapai 209,5 atau hanya tumbuh 1,0 persen secara tahunan (yoy).
Kinerja penjualan eceran itu ditopang oleh peningkatan penjualan kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta subkelompok Sandang.
Secara bulanan (mtm), penjualan eceran Oktober 2024 diprakirakan membaik, namun masih terkontraksi minus 0,5 persen.
Perbaikan didorong oleh kenaikan penjualan subkelompok Sandang, kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Suku Cadang dan Aksesori didukung oleh kelancaran distribusi.
Baca juga: Penjualan Eceran: Terkontraksi, Meningkat, Lalu Terkontraksi Lagi
Dari sisi harga, BI menyebutkan, tekanan inflasi 3 dan 6 bulan mendatang, Desember 2024 dan Maret 2025, diprakirakan meningkat.
Tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2024 dan Maret 2025 yang masing-masing tercatat 152,6 dan 169,4, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya sebesar 134,3 dan 155,9.
“Peningkatan itu sejalan dengan kenaikan permintaan saat Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember 2024 dan Ramadan Maret 2025,” tutup hasil survei BI itu.