Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiPontianak, Padang, dan Jabodetabek-Banten Mencatat Kenaikan Harga Rumah Paling Lambat

Pontianak, Padang, dan Jabodetabek-Banten Mencatat Kenaikan Harga Rumah Paling Lambat

Bank Indonesia (BI) melansir Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan III-2024, Selasa (26/11/2024). Hasilnya, pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer (rumah baru di kawasan real estate) pada triwulan III 2024 terus merosot.

Tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan III 2024 sebesar 1,46 persen (yoy). Lebih rendah dibanding triwulan II 2024 sebesar 1,76 persen (yoy), dan triwulan I sebesar 1,89 persen (yoy).

“Harga rumah baru mengalami perlambatan baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan (qtq),” tulis laporan BI tersebut.

Pertumbuhan IHPR yang menurun itu disebabkan oleh perlambatan harga seluruh tipe rumah. Terutama rumah besar dari 1,47 persen menjadi 1,04 persen (yoy). Diikuti rumah kecil dari 2,09 persen menjadi 1,97 persen, dan rumah menengah dari 1,45 persen menjadi 1,33 persen.

Dari 18 kota yang disurvei, 7 kota mengalami perlambatan IHPR secara tahunan (yoy). Perlambatan paling dalam terjadi di Pontianak (dari 5,40 menjadi 3,34 persen), Padang (dari 2,55 menjadi 1,35 persen), dan Jabodetabek-Banten (dari 1,44 menjadi 1,32 persen).

Kemudian diikuti Bali (dari 1,86 menjadi 1,76 persen), Makassar (dari 1,11 menjadi 1,02 persen), Semarang (dari 0,66 menjadi 0,60 persen), dan Surabaya (dari 0,89 persen menjadi 0,73 persen).

Sementara pertumbuhan harga rumah di 11 kota lainnya meningkat. Paling tinggi di Pekanbaru (dari 1,69 menjadi 2,47 persen), diikuti Bandung (dari 0,89 menjadi 1,16 persen), Medan (dari 0,86 menjadi 1,11 persen), dan kota-kota lain dalam angka yang lebih kecil.

Baca juga: Kenaikan Harga Rumah Melambat, Penjualan Seret

Secara triwulanan (qtq), IHPR di pasar primer pada triwulan III-2024 juga melanjutkan perlambatan. Dari 0,35 persen pada triwulan II menjadi 0,27 persen pada triwulan III.

Perlambatan harga itu terutama dipengaruhi perkembangan harga rumah besar yang hanya tumbuh 0,16 persen pada triwulan III (qtq), dibanding 0,34 persen pada triwulan II (qtq).

Sementara harga rumah kecil dan menengah meningkat 0,5 persen dan 0,4 persen (qtq), dibanding 0,44 persen dan 0,34 persen pada triwulan II. “Perlambatan IHPR di pasar primer secara triwulanan terjadi di 10 dari 18 kota yang disurvei,” tulis laporan BI.

Paling lambat di Padang (dari 0,34 menjadi 0,14 persen), diikuti Denpasar (dari 0,44 menjadi 0,25 persen), dan Pontianak (dari 0,73 menjadi 0,44 persen).

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini