Natal dan Tahun Baru Dorong Kenaikan Penjualan Eceran Desember 2024

Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI) yang dirilis beberapa hari lalu menyebutkan, penjualan eceran Desember 2024 diprakirakan meningkat.
Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang diprakirakan mencapai 220,3, atau secara tahunan (yoy) tumbuh 1,0 persen dibanding 0,9 persen pada November 2024 (yoy).
Peningkatan penjualan eceran itu terutama disumbang kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman dan tembakau.
Secara bulanan (mtm) penjualan eceran Desember 2024 bahkan diprakirakan meningkat signifikan, dengan pertumbuhan 5,1 persen setelah pada November 2024 terkontraksi (minus) 0,4 persen.
Pertumbuhan penjualan tertinggi dicatat subkelompok sandang, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori, sejalan dengan meningkatnya permintaan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Pada November 2024 SPE BI mencatat, IPR mencapai 209,7 atau tumbuh 0,9 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan Oktober 2024 sebesar 1,5 persen (yoy).
Pertumbuhan IPR November 2024 terutama didorong kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara secara bulanan (mtm), penjualan eceran November 2024 terkontraksi 0,4 persen, lebih tinggi dibanding kontraksi Oktober 2024 yang hanya 0,01 persen (mtm).
Mayoritas kelompok barang mengalami kontraksi, terutama barang budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.
“Kontraksi tersebut karena ada penurunan permintaan akibat faktor cuaca yang menahan aktivitas masyarakat (untuk berbelanja),” tulis SPE BI.
Baca juga: Kendati November Membaik, Penjualan Eceran Selama Triwulan IV Diprediksi Merosot
Kelompok yang masih tumbuh dan menjadi penopang kinerja penjualan eceran, adalah peralatan informasi dan komunikasi serta bahan bakar kendaraan bermotor.
SPE BI memperkirakan, tekanan inflasi 3 bulan mendatang (Februari 2025) meningkat, sementara inflasi 6 bulan yang akan datang (Mei 2025) diprakirakan menurun.
Tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, dibanding IEH periode sebelumnya sebesar 157,8. Hal itu sejalan dengan rata-rata historis kenaikan harga setiap menjelang Ramadan dan Idul Fitri selama 3 tahun terakhir.
Sedangkan IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1, jauh lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar 165,4, seiring dengan normalisasi permintaan pasca Ramadan dan Idul Fitri 2025.