Kinerja BTN 2024: Pertumbuhan Kredit Rendah, Laba Merosot, Rasio Kredit Bermasalah Masih Tinggi

Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis hingga akhir tahun ini aset perseroan menembus Rp500 triliun.
Optimisme itu didasari oleh posisi aset BTN hingga akhir 2024 yang sudah mencapai Rp469,61 triliun, naik 7 persen dibanding 2023 yang tercatat Rp438,75 triliun.
Menurut Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, di tengah kondisi makroekonomi domestik dan global saat ini, BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk going beyond mortgage dengan solusi perbankan yang komprehensif, guna menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih sustainable, sehat, dan solid.
“Optimisme kami juga didorong oleh komitmen pemerintah menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah,” kata Nixon melalui keterangan tertulis, Selasa (11/2/2025).
Nixon menjelaskan, optimisme aset BTN bakal tembus Rp500 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang solid.
Sepanjang 2024, BTN membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan Rp357,97 triliun, tumbuh 7,3 persen dibanding 2023 (yoy) sebesar Rp333,69 triliun, jauh di bawah pertumbuhan kredit industri perbankan yang 10,39 persen.
Tidak dijelaskan kenapa penyaluran kredit BTN demikian rendah. Nixon hanya menyebutkan, penyaluran kredit BTN 2024 terutama didorong oleh KPR baik subsidi maupun non subsidi.
Penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, hanya naik 7,5 persen yoy dibanding 2023, KPR non subsidi tumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp105,95 triliun.
Baca juga: BTN Triwulan III: Penyaluran Kredit Meningkat, Laba Merosot, Kredit Bermasalah Masih Tinggi
BTN membukukan pertumbuhan kredit yang lebih baik di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans). Yaitu, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9 persen yoy menjadi Rp16,4 triliun. Kendati begitu, nilai kreditnya masih amat kecil untuk menopang pertumbuhan penyaluran kredit keseluruhan.
Kualitas penyaluran kredit BTN diklaim Nixon terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Namun, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross BTN stagnan di level 3,16 persen, dan jauh di atas NPL gross industri perbankan yang hanya 2 persen.
Awal tahun lalu Nixon menyatakan akan melego aset-aset bermasalah BTN untuk menurunkan NPL tersebut. Kenyataannya NPL gross BTN per akhir 2024 tetap lebih dari 3 persen.
Nixon sendiri pede NPL BTN itu akan terus menurun ke level di bawah 3 persen tahun ini. “Kami menggunakan teknologi untuk menerapkan manajemen risiko yang terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level yang lebih sustainable,” ujar dia.
Dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang rendah, pendapatan bunga bersih pun turun sekitar 14 persen, sehingga BTN hanya mampu mencetak laba Rp3 triliun pada 2024, merosot 14 persen dibanding laba 2023 yang tercatat Rp3,5 triliun.
Kemerosotan pendapatan bunga bersih dan laba lebih jauh bisa dicegah, karena BTN mampu menekan beban bunga dengan meningkatkan portofolio dana murah (Current Account Saving Account/CASA) dari produk tabungan dan giro mereka.
Secara keseluruhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BTN 2024 tumbuh 9,1 persen yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan 2023 sebesar 349,93 triliun. Jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK industri yang hanya 4,48 persen.
Pertumbuhan DPK itu didukung peningkatan CASA yang berkontribusi 54,1 persen terhadap total DPK, naik tipis dibanding 2023 sebesar 53,7 persen. “Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 mencapai 9,8 persen (yoy),” ungkap Nixon.
Baca juga: Bunga Acuan Dipangkas, Kinerja BTN Moncer Lagi?
Ia menuturkan, pertumbuhan DPK BTN yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri itu, sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN, BTN Mobile, menjadi Bale by BTN.
“BTN mencatat pertumbuhan yang pesat di bisnis digitalnya sejak BTN Mobile diperbaharui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107 persen dibanding 2023. Kami optimistis jumlah user mencapai 3,6 juta hingga 4 juta tahun ini,” tutur Nixon.
Dengan pengimpunan DPK yang solid itu, BTN berhasil menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Menunjukkan kemampuan perseroan mengelola likuiditas di tengah persaingan ketat di industri perbankan dalam menghimpun dana masyarakat.