Senin, September 8, 2025
HomeNewsEkonomiHampir 5 Tahun Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Tanpa Putus.

Hampir 5 Tahun Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Tanpa Putus.

Badan Pusat Statistk (BPS) melaporkan awal pekan ini, nilai ekspor Indonesia Februari 2025 naik 2,58 persen secara bulanan (mtm) dibanding Januari 2025 menjadi USD21,98 miliar, atau meningkat 14,05 persen secara tahunan (yoy) dibanding Februari 2024 (yoy).

Ekspor nonmigas mencapai USD20,84 miliar, naik 2,29 persen (mtm) dibanding Januari 2025 dan meningkat 15,40 persen dibanding ekspor nonmigas Februari 2024 (yoy).

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2025 mencapai USD43,41 miliar, naik 9,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024, dengan ekspor nonmigas mencapai USD41,21 miliar atau meningkat 10,92 persen.

Dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Februari 2025, lemak dan minyak hewan/nabati mencatat peningkatan terbesar 37,04 persen, mencapai USD794,1 juta. Sedangkan nikel dan barang daripadanya mengalami penurunan ekspor terbesar (26,18 persen) menjadi USD191,5 juta.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan (manufaktur) selama Januari–Februari 2025 meningkat 21,32 persen dibanding periode yang sama 2024. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan, melesat 49,02 persen, sementara ekspor hasil pertambangan dan lainnya merosot 31,13 persen.

Ekspor nonmigas terbesar Februari 2025 masih ke Tiongkok senilai USD4,29 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,35 miliar, dan India USD1,65 miliar, dengan kontribusi ketiganya terhadap seluruh ekspor mencapai 39,79 persen.

Sementara ekspor ke negara-negara ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD4,52 miliar dan USD1,49 miliar.

Baca juga: Selama 2024 Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD31,04 Miliar

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2025 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD6,23 miliar (14,34 persen), diikuti Jawa Timur USD4,07 miliar (9,37 persen) dan Kepulauan Riau USD3,85 miliar (8,87 persen).

Nilai impor Indonesia Februari 2025 mencapai USD18,86 miliar, naik 5,18 persen dibandingkan Januari 2025 dan naik 2,30 persen dibandingkan Februari 2024.

„Impor migas Februari 2025 senilai USD2,87 miliar, meningkat 15,50 persen dibandingkan Januari 2025, namun turun 3,76 persen dibandingkan Februari 2024.

Impor nonmigas Februari 2025 senilai USD15,99 miliar, naik 3,52 persen dibandingkan Januari 2025 dan naik 3,47 persen dibandingkan Februari 2024.

Dari 10 golongan barang utama nonmigas Februari 2025, impor golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami lonjakan tertinggi 110,26 persen menjadi USD0,33 miliar dibandingkan Januari 2025, sedangkan golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai USD0,12 miliar (4,47 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2025 adalah Tiongkok USD6,05 miliar (37,81 persen), Jepang USD1,26 miliar (7,86 persen), dan Thailand USD0,87 miliar (5,45 persen). Impor nonmigas dari negara-negara ASEAN USD2,65 miliar (16,59 persen) dan Uni Eropa USD0,92 miliar (5,72 persen).

Nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Februari 2025 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama 2024, masing-masing senilai USD0,15 miliar (0,55 persen) dan USD0,24 miliar (3,61 persen). Sementara impor barang konsumsi turun 14,28 persen menjadi USD0,52 miliar.

Dengan nilai ekspor lebih besar daripada impor, neraca perdagangan Indonesia Februari 2025 kembali mengalami surplus USD3,12 miliar, dibanding surplus USD3,49 miliar pada Januari 2025. Yaitu, berasal dari surplus sektor nonmigas USD4,84 miliar, dikurangi defisit sektor migas senilai USD1,72 miliar.

Dengan demikian selama 58 bulan berturut-turut atau hampir 5 tahun sejak Mei 2020, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan tanpa putus.

Bank Indonesia dalam keterangannya menanggapi laporan BPS tersebut, surplus neraca perdagangan tanpa putus itu positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Berita Terkait

Ekonomi

Kiprah BSI Dorong Green Zakat, dari Green Building Hingga One Home One Tree

Bank BSI terus mendorong optimalisasi zakat dan pertumbuhan ekonomi...

Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Terus Meningkat Tinggi

Buy now pay later (BNPL) adalah layanan keuangan yang...

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Berita Terkini