Minggu, September 28, 2025
HomeNewsEkonomiInvestor Makin Ketar-Ketir dengan Risiko Investasi Indonesia, Premi CDS Naik Tajam, Aliran...

Investor Makin Ketar-Ketir dengan Risiko Investasi Indonesia, Premi CDS Naik Tajam, Aliran Masuk Modal Asing Minus

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Jum’at (11/4/2025), premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 10 April 2025 tercatat 113,35 bps, meningkat signifikan dibanding 4 April 2025 sebesar 105,75 bps.

Sebagai perbandingan, premi CDS Indonesia 5 tahun pada 20 Juni 2024 hanya 76,04 bps, pada akhir Desember 2024 menjadi 76,02 bps, dan pada 2 Januari 2025 menjadi 78,00 bps.

Bahkan, pada 26 Maret 2025 menjelang libur panjang Lebaran 2025, kendati naik tinggi dibanding sebelumnya, premi CDS Indonesia 5 tahun masih berada di level 90,84 bps.

Kenaikan tajam premi CDS pada 11 April 2025 itu dibanding sebelumnya, mencerminkan kekhawatiran investor yang membuncah terhadap risiko investasi di Indonesia, baik karena faktor eksternal maupun internal.

Dari eksternal terutama berkenaan dengan pengenaan tarif yang tinggi oleh AS terhadap ekspor semua negara termasuk Indonesia ke AS, wabil khusus perang dagang yang sengit antara AS dan China.

Sedangkan faktor internal masih terkait dengan pembentukan dan pengumuman pengurus BPI Danantara yang dikhawatirkan investor mengintervensi pasar modal. Karena itu secara agregat dana asing yang keluar dari Indonesia sebagian besar berasal dari pasar modal.

Para pemodal asing portofolio menaikkan pembelian premi risiko investasi di Indonesia, guna mengantisipasi kerugian yang mungkin membesar akibat faktor internal dan eksternal tersebut.

Baca juga: Asing Lepas Saham Rp28,10 Triliun, Premi Risiko Investasi Indonesia Naik Tinggi

CDS adalah kontrak antara penjual dan pembeli CDS, dengan membayar biaya (premi tetap) selama periode tertentu (maturity) ditambah kompensasi tertentu bila terjadi gagal bayar.

Dengan kata lain, kenaikan premi CDS mengindikasikan para investor menaikkan pembelian asuransi kredit dari sebuah institusi atau negara penerbit surat utang, karena mereka menilai situasi saat ini jauh lebih berisiko daripada sebelumnya.

Berdasarkan data transaksi 8 s.d 10 April 2025, nonresiden atau asing tercatat menarik investasi (jual neto) sebesar Rp24,04 triliun.

Terdiri dari jual neto di pasar SRBI, SBN, dan saham masing-masing sebesar Rp10,47 triliun, Rp7,84 triliun dan Rp5,73 triliun.

Sementara sepanjang tahun 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen s.d. 10 April 2025, asing tercatat beli neto Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp32,48 triliun di pasar saham.

Dengan kata lain, aliran masuk modal asing portofolio minus Rp12,32 triliun selama 2025, yang menjadi salah satu penyebab utama berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berita Terkait

Ekonomi

Premi Risiko Investasi RI Naik Tajam, Modal Asing Masih Terus Keluar

Premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia...

Menkeu: Ekonomi Akan Tumbuh 6 Persen Dalam Waktu Dekat

Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (23/9/2025), resmi mengesahkan Rancangan...

Menkeu: APBN 2026 Wujud Strategi Pembangunan Ekonomi Berbasis Sumitronomics

Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (23/9/2025), resmi mengesahkan Rancangan...

Berita Terkini