Colliers: Awal Tahun Ekspektasi Tinggi untuk Bisnis Properti, Lewat 3 Bulan Melempem

Pasar properti masih akan menghadapi berbagai tantangan khususnya terkait situasi perekonomian dalam negeri maupun global. Menghadapi situasi ini para pelaku bisnis diharapkan bisa lebih memainkan strategi dan realistis terhadap situasi khususnya cermat dan fokus pada kebutuhan pasar.
Riset Colliers untuk sektor properti periode triwulan pertama 2024 menyebutkan, beberapa subsektor properti seperti apartemen dan perkantoran masih akan terus melanjutkan tren pemulihannya sementara sektor pariwisata dengan perhotelan sebagai penopangnya yang baru pulih pasca pandemi akan kembali terpukul khususnya dampak dari pengetatan belanja pemerintah.
“Untuk pusat perbelanjaan masih relatif stabil hanya saja harus dicermati terkait pelemahan daya beli masyarakat. Kita juga harus lebih realistsi menyikapi situasi pasar saat ini dari awalnya penuh ekspektasi saat pemerintahan baru terbentuk namun melihat situasi pasar periode Januari-Maret 2025 ada banyak yang perlu dikoreksi,” ujar Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia saat Media Briefing Triwulan I secara daring Senin (14/04).
Baca juga: Perang Dagang Amerika-China, Ada Potensi Besar Untuk Sektor Industri Tanah Air
Dengan situasi ini berbagai industri harus mengantisipasi dengan mengkaji ulang strategi maupun struktur perusahaan. Di sub sektor ritel misalnya, pelemahan pasar yang tercermin dalam belanja konsumen harus disikapi secara hati-hati. Tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta rata-rata 74 persen sementara di Bodetabek 69 persen dengan prediksi akan tumbuh 1-2 persen hingga tahun 2028.
Sementara untuk sektor apartemen situasinya masih dihadapkan dengan tekanan yang besar dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang masih stagnan. Ferry juga menyebut, insentif pembebasan PPN (PPN DTP) hampir tidak berpengaruh terhadap unit apartemen tidak seperti rumah tapak (landed house).
Kinerja penjualan unit apartemen juga masih stagnan dan belum ada proyek baru sepanjang tahun 2025 ini. Suplai sebelumnya hanya dari dua proyek sebanyak 708 unit yang membuat total suplai unit apartemen sebanyak 230.755 unit, naik 0,3 persen secara triwulan atau 1,7 persen secara tahunan.
“Untuk proyek apartemen akan ada 13 proyek yang rampung sebanyak 4.861 unit hingga akhir tahun 2027 dan 72 persennya dari wilayah Jakarta Selatan. Minimnya jumlah proyek yang di-launching berkorelasi dengan banyaknya inventory unit yang belum terjual sebanyak 27 ribu unit. Untuk investasi juga masih dianggap kurang menarik karena yield yang rendah dibandingkan deposito 5 persen bahkan obligasi 7 persen,” pungkasnya.