Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiHarga Cabai dan Bawang Melandai, Mei Indonesia Kembali Catat Deflasi

Harga Cabai dan Bawang Melandai, Mei Indonesia Kembali Catat Deflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Senin (2/6/2025), Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2025 kembali mencatat deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm), sehingga inflasi IHK menurun menjadi 1,60 persen secara tahunan (yoy) dibanding April yang tercatat 1,95 persen (yoy).

Sebagai catatan, IHK April 2025 mencatat inflasi 1,17 persen secara bulanan (mtm), dan Maret 1,65 persen (mtm), sedangkan Februari dan Januari mencatat deflasi 0,48 persen dan 0,76 persen. Dengan demikian selama tiga bulan tahun ini ekonomi Indonesia mencatat deflasi.

Inflasi adalah kondisi di mana harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, yang dicerminkan melalui kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK). Sedangkan deflasi sebaliknya, harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami penurunan IHK.

Deflasi Mei 2025 didorong oleh kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food) dan barang-barang yang harganya dikontrol pemerintah (administered prices).

Kelompok volatile food pada Mei 2025 mengalami deflasi 2,48 persen secara bulanan (mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi April sebesar 0,04 persen (mtm).

Penyumbang utama deflasi mei 2025 adalah aneka cabai dan aneka bawang, menyusul melimpahnya pasokan seiring berlangsungnya masa panen dan meningkatnya realisasi impor bawang putih.

Secara tahunan, kelompok volatile food juga mengalami deflasi 1,17 persen (yoy), dibandingkan April 2025 yang mencatat inflasi 0,64 persen (yoy).

Baca juga: Terendah Sepanjang Sejarah, Inflasi 2024 Hanya 1,57 Persen

Sementara kelompok administered prices mencatat deflasi 0,02 persen secara bulanan (mtm) pada Mei 2025, setelah mencatat inflasi 5,21 persen (mtm) pada April 2025.

Penurunan tajam IHK kelompok administered prices itu, terutama disumbang oleh komoditas angkutan antarkota, seiring normalisasi tarif angkutan pasca Idulfitri dan harga bensin, sejalan dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi.

Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi 1,36 persen (yoy) pada Mei 2025, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 1,25 persen (yoy).

Sedangkan kelompok inti mengalami inflasi 0,08 persen secara bulanan (mtm) pada Mei 2025, lebih rendah dari April 2025 sebesar 0,31 persen (mtm). Inflasi inti adalah inflasi kelompok barang di luar volatile food dan administered prices.

Inflasi inti Mei 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas tarif pulsa ponsel, emas perhiasan, dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2025 tercatat sebesar 2,40 persen (yoy), menurun dari inflasi April 2025 sebesar 2,50 persen (yoy).

Bank Indonesia (BI) melalui keterangan tertulis, Senin (2/6/2025), mengklaim inflasi yang tetap terjaga rendah pada Mei 2025 itu, merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah.

“Ke depan Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026,” tulis keterangan tertulis BI melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso itu.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini