Menko Airlangga: 80 Persen Produk Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Akan Dikenakan Tarif 0 Persen

Pemerintah terus berupa memperluas akses pasar ekspor produk Indonesia. Antara lain melalui upaya mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, perundingan IEU CEPA telah selesai dan sejumlah isu teknis mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat chief negotiator.
“Pertemuan ini merupakan komitmen kuat dari pemerintah Indonesia agar perundingan dengan negara-negara mitra strategis dan potensial bisa diselesaikan. Tujuannya, membuka pasar dan meningkatkan investasi yang saling menguntungkan dan mengurangi trade barrier, baik dalam bentuk tarif maupun non-tariff,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers “Perkembangan Negosiasi Indonesia-EU CEPA” secara daring dari Brussels, Belgia, Sabtu (7/6/2025), seperti dikutip keterangan tertulis Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Menko Airlangga menyatakan, finalisasi IEU-CEPA dibahas dalam pertemuan Menko Airlangga dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič di Brussels, Jumat (6/6/2025).
Kesepakatan itu menandai hampir berakhirnya proses perundingan yang telah berlangsung selama 9 tahun, mencakup 19 putaran utama, serta dialog intensif dalam beberapa bulan terakhir.
“Perundingan siap diumumkan, dan dalam waktu dekat hasilnya akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto serta Presiden Komisi Eropa,” ujar Airlangga.
Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar kelima Indonesia, dengan total nilai perdagangan USD30,1 miliar tahun lalu. Indonesia selalu mencatatkan surplus dalam berdagang dengan Uni Eropa. Tahun 2024 surplusnya mencapai USD4,5 miliar dibanding USD2,5 miliar tahun 2023.
“Indonesia dan Uni Eropa semangat menggunakan momentum situasi yang penuh ketidakpastian saat ini dan tidak bisa diprediksi. Komoditas utama Indonesia dan Uni Eropa bersifat saling melengkapi, tidak bersaing langsung. Ini sama-sama memperkuat rantai pasok pasar dunia,” jelas Menko Airlangga.
Salah satu manfaat utama dari implementasi IEU CEPA, adalah penghapusan tarif impor secara signifikan. Dalam 1–2 tahun setelah perjanjian berlaku, sebanyak 80 persen produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif 0 persen.
Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik, akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil.
Baca juga: Sejumlah Produk Termasuk Furniture Dikecualikan dari Tarif Resiprokal Trump
Uni Eropa sendiri memfokuskan pada beberapa isu dalam perundingan, termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN, sektor otomotif, critical mineral, serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh saat melakukan investasi.
Menko Airlangga dalam pertemuan dengan Maroš, juga mengapresiasi kesepakatan terkait trade and sustainable growth atau perdagangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kegiatan terkait sustainability ini menjadi penting, termasuk dalam berbagai perkembangan kebijakan di Eropa terkait produk-produk yang berkelanjutan, dan diharapkan kebijakan ini bisa mengurangi risiko kita terhadap syarat-syarat yang diberlakukan ke depan,” ungkap Airlangga.
Indonesia mendorong pengembangan produk perikanan sebagai potensi penting, dan meminta fasilitas ekspor perikanan Indonesia diberikan perlakuan yang setara dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.
Menko Airlangga mengklaim, Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field khusus untuk produksi dan ekspor perikanan Indonesia sama dengan negara-negara di sekitarnya. Selain itu, terkait kebijakan deforestasi, Komisioner Maroš berjanji akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia, yang akan berdampak positif terhadap ekspor produk hasil hutan Indonesia.
Baca juga: Negosiasi dengan AS Soal Tarif Dimulai, Dalam 60 Hari Ditargetkan Tercapai Kesepakatan
Perjanjian IEU-CEPA memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global. Dengan terbukanya pasar dan penghapusan hambatan tarif, IEU-CEPA menjadi momentum penting meningkatkan daya saing nasional.
Pemerintah optimis pelaksanaan IEU-CEPA dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa lebih dari 50 persen dalam 3-4t tahun ke depan. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka peluang investasi strategis dari Eropa ke Indonesia, seiring meningkatnya kepercayaan terhadap sistem hukum dan kebijakan dalam negeri.
“Kedua belah pihak sudah sepakat untuk segera menyelesaikan perjanjian dari segi materi dan proses hukum. Tidak ada ganjalan yang tersisa,” pungkas Menko Airlangga.