Minggu, September 7, 2025
HomeNewsEkonomiBI Bilang Ekonomi Indonesia Akan Lebih Baik pada Semester Dua

BI Bilang Ekonomi Indonesia Akan Lebih Baik pada Semester Dua

Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), dan eskalasi ketegangan geopolitik.

Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 17-18 Juni 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Menurut Perry, kegiatan ekonomi triwulan II 2025 menunjukkan kinerja ekspor nonmigas lebih baik, dipengaruhi front loading ekspor ke AS sebagai respons antisipasi eksportir terhadap kebijakan tarif AS.

Sementara sumber pertumbuhan ekonomi dari permintaan domestik melalui konsumsi rumah tangga dan investasi, perlu makin ditingkatkan.

Perry menyebut pentingnya peran kredit perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dan karena itu perlu terus ditingkatkan. “Kredit pada Mei 2025 hanya tumbuh 8,43 persen (yoy), lebih rendah dari 8,88 persen (yoy) pada April 2025,” katanya.

Salah satu cara mendorong penyaluran kredit itu, adalah bank-bank menurunkan bunga. Kondisi likuiditas perbankan sendiri dinilai BI masih memadai, meskipun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari awal Januari 2025 sebesar 5,51 persen (yoy) menjadi 4,29 persen (yoy) pada Mei 2025.

“Pertumbuhan kredit perbankan itu terutama didorong oleh sektor jasa sosial, industri, dan lainnya. Sementara kredit ke sektor perdagangan, pertanian, dan jasa dunia usaha perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

Baca juga: Ketidakpastian Makin Tinggi, Tapi Ekonomi Indonesia Masih Cukup Aman

Berdasarkan kelompok penggunaan, yang tumbuh di atas 10 persen (double digit) hanya kredit investasi sebesar 13,74 persen pada Mei 2025. Sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi hanya tumbuh 4,94 persen (yoy) dan 8,82 persen (yoy), pembiayaan syariah 9,19 persen (yoy), kredit UMKM 2,17 persen (yoy).

Dengan perkembangan kredit hingga Mei 2025 tersebut, dan melihat prospek perekonomian ke depan, BI memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan 2025 akan berada di kisaran 8-11 persen saja.

Untuk mendorong penyaluran kredit itu, BI sendiri terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Total penyaluran insentif KLM hingga minggu kedua Juni 2025 mencapai Rp372 triliun.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada semester II 2025, dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di kisaran 4,6–5,4 persen.

Ke depan, BI akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang didukung oleh perluasan sumber pendanaan, serta memperkuat sinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, dan pelaku usaha.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini