Sabtu, September 6, 2025
HomeBankPenyaluran Kredit Properti Kembali Merosot

Penyaluran Kredit Properti Kembali Merosot

Penyaluran kredit terus melandai. Pada Mei 2025 hanya tumbuh 8,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.903,5 triliun, dibanding 8,5 persen pada April, 8,7 persen Maret, 9 persen Februari, dan 9,6 persen Januari.

Paling merosot penyaluran kredit ke korporasi dari 12,6 persen (April 2025) menjadi 11,6 persen. Sedangkan kredit perorangan stabil di angka 4 persen. Sementara kredit lainnya (pemda, koperasi, yayasan, dan swasta lainnya) tumbuh tinggi dari 2,2 persen menjadi 9,6 persen. Namun nilainya terlalu mini untuk mendongkrak pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

Yang sedikit menggembirakan, pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) tumbuh 4,5 persen pada Mei 2025 dibanding 4,3 persen pada April, yang menunjukkan sedikit peningkatan pada aktivitas perusahaan.

Namun, kredit investasi melorot dari 15,3 persen menjadi 13,4 persen yang menunjukkan aktivitas investasi berkurang. Begitu pula kredit konsumsi, menurun dari 8,9 persen menjadi 8,7 persen. Terutama karena penurunan kredit pemilikan rumah dari 8,5 persen menjadi 8 persen. Sedangkan kredit kendaraan bermotor naik dari 4,3 persen menjadi 5,1 persen, dan kredit multiguna stabil di angka 9,6 persen.

Baca juga: Penyaluran KPR Terus Menurun, Juga Penggunaan Kredit Bank oleh Developer

Khusus penyaluran kredit properti, pada Mei 2025 hanya tumbuh 5,9 persen, setelah pada April meningkat menjadi 6,1 persen dari 5,9 persen pada Maret 2025. Terutama disumbang lonjakan kredit real estate (pembebasan dan pematangan lahan) dari 6,4 persen menjadi 8,1 persen, dan kredit konstruksi dari minus 0,1 persen menjadi 0,6 persen. Sedangkan KPR/KPA pada April 2025 menurun pertumbuhannya dari 8,9 persen menjadi 8,5 persen.

Pada Mei 2025 pertumbuhan kredit real estate itu melorot lagi dari 8,1 persen menjadi 6,6 persen, dan KPR/KPA dari 8,5 persen menjadi 8,0 persen. Sedangkan kredit konstruksi makin meningkat dari 0,6 persen menjadi 1,5 persen yang menunjukkan makin bergairahnya pengembangan proyek properti, namun belum mampu menopang kenaikan kredit properti.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini