Q2 2025 Kinerja Pasar Properti Masih Cukup Ok!

Colliers Indonesia kembali melaporkan kinerja bisnis properti Indonesia di berbagai segmen baik perkantoran, perhotelan, residensial, dan ritel untuk periode kuartal kedua (Q2) tahun 2025. Kinerja bisnis properti pada periode ini disebut tetap tangguh di tengah berbagai tantangan.
“Q2 2025 sektor properti Indonesia menunjukkan kinerja yang beragam di tiap sektornya. Sektor ritel misalnya, tetap menunjukkan prospek positif di mana mal-mal kelas atas lebih memilih meningkatkan pengalaman pengunjung dan mengoptimalisasikan komposisi penyewa dibandingkan membangun proyek baru,” ujar Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia dalam siaran pers yang diterbitkan Senin (14/07).
Sementara itu, pasar hotel di Bali mencatat kinerja yang kuat yang didorong oleh meningkatnya wisata domestik, kembalinya aktivitas pemerintah, serta bertambahnya jumlah penerbangan internasional yang semuanya memberikan dampak positif di tengah situasi pasar yang masih melemah.
Untuk sektor perkantoran juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Permintaan tumbuh secara moderat dengan pemilik gedung menawarkan berbagai insentif untuk menarik penyewa baru. Di saat yang sama, pasar apartemen terlihat stabil, dengan harga dan tingkat serapan yang cenderung tidak berubah karena pembeli lebih memilih unit yang siap huni (ready stock).
Baca juga: Q1 2025 Seluruh Sektor Properti Penuh Tantangan
Di sisi lain, sektor hotel di Jakarta masih berada dalam proses pemulihan. Meskipun peningkatan aktivitas bisnis dan penyelenggaraan acara telah mendorong kinerja segmen ini, berkurangnya permintaan dari sektor pemerintahan tetap menjadi tantangan utama.
Sementara itu, pasar hunian ekspatriat tetap mengalami permintaan tinggi namun pasokan yang terbatas terutama untuk rumah tapak di kawasan favorit. Akibatnya banyak ekspatriat terpaksa mempertimbangkan lokasi alternatif di sekitar wilayah utama.
“Jadi secara keseluruhan meskipun beberapa sektor mulai menunjukkan tren yang positif, sebagian lainnya masih membutuhkan penyesuaian strategi untuk menghadapi tantangan yang belum sepenuhnya terselesaikan,” imbuhnya.