Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiKalangan Atas Masih Mendominasi Konsumsi Nasional

Kalangan Atas Masih Mendominasi Konsumsi Nasional

Konsumsi masyarakat masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi mencapai 53-55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), selain gini ratio, ukuran lain yang sering digunakan untuk melihat kesenjangan penguasaan kekayaan di sebuah negara, adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah.

Melalui laporan mengenai “Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Maret 2025” yang dirilis akhir pekan lalu, BPS menyatakan, berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia itu, pada Maret 2025 distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah relatif stagnan, mencapai 18,65 persen.

Hanya meningkat 0,24 persen poin dibanding September 2024 sebesar 18,41 persen, dan meningkat 0,25 persen poin dibanding Maret 2024 yang sebesar 18,40 persen.

Berdasarkan daerah, pada Maret 2025 persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di perkotaan tercatat sebesar 17,64 persen. Meningkat 0,20 persen poin dibandingkan September 2024 sebesar 17,44 persen, dan naik 0,23 persen poin dibanding Maret 2024 sebesar 17,41 persen.

Baca juga: Jakarta dan Yogyakarta, 2 Provinsi dengan Ketimpangan Ekonomi Tertinggi

Sedangkan di pedesaan angkanya mencapai 21,75 persen. Meningkat 0,36 persen poin dibanding September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen poin.

Secara keseluruhan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 20 persen teratas masih mendominasi konsumsi nasional pada Maret 2025. Yaitu, mencapai 45,56 persen poin, dibanding 45,91 persen poin pada Maret 2024 dan 46,24 persen pada September 2024.

Menurunnya konsumsi kelompok penduduk 20 persen teratas pada Maret 2025 itu, menyusul sikap mereka yang menahan belanja, dan lebih memilih menyimpan uangnya dalam surat berharga, emas, properti, dan sejenisnya akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik.

Itulah kenapa pertumbuhan konsumsi masyarakat pada Maret 2025 menurun ke bawah 5 persen, yang membuat pertumbuhan ekonomi tidak mencapai target 5 persen.

Baca juga: Beras, Rokok, dan Rumah Masih Jadi Kontributor Utama Kemiskinan

Sementara persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen menengah relatif stagnan di angka 35,79 persen poin pada Maret 2025, dibanding 35,69 persen poin pada Maret 2024 dan 35,35 persen poin pada September 2024, menyusul anjloknya jumlah kelas menengah akibat PHK dan menyusutnya lapangan kerja formal.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini