Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiKSSK Optimistis Ekonomi 2025 Tumbuh 5 Persen Karena Sejumlah Faktor Ini

KSSK Optimistis Ekonomi 2025 Tumbuh 5 Persen Karena Sejumlah Faktor Ini

Pemerintah cq Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 tetap terjaga, sebagai landasan bagi ekonomi tahun ini untuk tumbuh di sekitar 5 persen.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2025 di Jakarta, Senin (28/7/2025). Rapat diikuti semua anggota KKSK: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Sebelumnya dalam APBN 2025 pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,2 persen. Namun, pada kuartal pertama ternyata ekonomi hanya tumbuh 4,87 persen, menyusul meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat penerapan tarif resiprokal oleh AS yang dibalas (retaliasi) oleh China, yang kemudian berdampak terhadap ekonomi domestik.

Amerika Serikat (AS) dan China menguasai lebih dari 50 persen ekonomi dunia. Kedua negara itu juga menjadi tujuan utama ekspor Indonesia selain India, Uni Eropa, dan ASEAN.

Pada kuartal dua atau selama semester satu 2025, ekonomi Indonesia diperkirakan juga hanya tumbuh 4,87 persen. Berkaitan dengan itu dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR awal Juli, Sri Mulyani menyatakan pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,7-5 persen.

Revisi target itu sejalan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan berada di level 4,7 persen.

“Meskipun demikian, pemerintah akan mencoba melakukan berbagai langkah untuk memitigasi, sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa mendekati atau tetap mencapai 5 persen,” kata Sri Mulyani waktu itu.

Baca juga: Semester Dua Ekonomi Diprediksi Lebih Baik Karena Faktor Ini

Pada rapat KSSK, Senin kemarin (28/7/2025), Menkeu kembali menegaskan optimisme pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen tersebut.

Sejumlah alasan dikemukakan untuk mendukung optimisme itu. Antara lain, konsumsi dan daya beli yang masih positif, serta aktivitas dunia usaha yang resilien, didukung peran APBN dalam menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

“Stimulus ekonomi, dorongan implementasi program strategis, dukungan bagi sektor prioritas, serta bantalan untuk sektor yang rentan terus diberikan pemerintah,” kata Ketua KSSK.

Ekspor juga tetap kuat, dengan mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD15,38 miliar (ytd) per Mei 2025, meningkat dari dibanding Mei 2024 sebesar USD13,06 miliar (ytd).

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, BI juga sudah dua kali menurunkan suku bunga acuan BI Rate, melonggarkan likuiditas, dan meningkatkan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan ke sektor-sektor prioritas.

Ke depan, Sri Mulyani menyatakan, respon bauran kebijakan ekonomi nasional akan terus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk aktif menjajaki potensi kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.

“Keberhasilan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS untuk Indonesia menjadi 19 persen, diprakirakan akan menopang kinerja sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur. Di sisi lain, implementasi tarif impor 0 persen atas produk asal AS, diprakirakan mendorong harga produk migas dan pangan domestik menjadi lebih rendah,” tutur Sri Mulyani.

Baca juga: Supaya Ekonomi Semester 2 Tumbuh Lebih Tinggi, Pemerintah Siapkan Paket Stimulus Ketiga

Sementara perkembangan risiko rambatan akan terus dicermati, termasuk kinerja sektor manufaktur yang masih menunjukkan kontraksi di sepanjang triwulan II 2025, dengan PMI Manufaktur Juni 2025 sebesar 46,9.

“Sedangkan peran swasta sebagai motor pertumbuhan ekonomi, juga akan terus didorong melalui percepatan deregulasi, termasuk peran Danantara yang dipastikan berjalan optimal. Dengan berbagai perkembangan dan koordinasi strategi kebijakan untuk menciptakan multiplier effect lebih besar itu, ekonomi Indonesia tahun 2025 diproyeksikan akan tumbuh sekitar 5 persen,” pungkas Ketua KSSK.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini