Naik Optimisme Pelaku Industri Memandang Kondisi Usahanya 6 Bulan ke Depan

Survei kepercayaan industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dikutip akhir pekan ini (1/8/2025) mengungkapkan, pada Juli 2025 sebanyak 77,1 persen pelaku industri pengolahan (manufaktur) Indonesia menyatakan kondisi usahanya membaik atau stabil. Sedikit menurun dibanding Juni sebesar 77,9 persen.
Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik mencapai 31,2 persen, turun 0,9 persen dari 32,1 persen pada Juni 2025. Sedangkan persentase responden yang menyatakan kondisi usahanya stabil sebesar 45,9 persen, meningkat dari 45,1 persen pada Juni 2025. Sedangkan persentase responden yang menyatakan kondisi usahanya menurun pada Juli 2025 naik 0,1 persen dari 22,8 persen menjadi 22,9 persen pada Juli 2025.
Kendati demikian, optimisme pelaku industri memandang kondisi usaha dalam enam bulan ke depan naik dari 65,8 persen menjadi 67,6 persen. Sedangkan pesimisme turun dari 9,0 persen menjadi 7,1 persen.
“Optimisme ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang konsisten mendukung industri dalam negeri, seperti perpanjangan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dan penguatan kebijakan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri pada produk impor),” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif.
Optimisme pelaku industri itu juga tergambar dari peningkatan pesat impor barang modal serta bahan baku dan penolong selama semester pertama 2025. Impor barang modal misalnya, mencapai USD23 miliar atau meningkat 20,9 persen.
Baca juga: Pesanan Baru Merosot, Optimisme Pelaku Industri Terus Menurun
Secara keseluruhan, kinerja industri manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tetap ekspansif, didukung permintaan domestik yang kuat dan kebijakan pro-industri.
Sebagai bagian dari kontribusi industri terhadap pembangunan nasional, Kemenperin menyatakan dukungan penuh terhadap program prioritas Presiden Prabowo dalam Asta Cita, khususnya dalam hal Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan energi dan pangan, penyediaan perumahan rakyat, layanan kesehatan gratis, serta penguatan koperasi melalui program Koperasi desa Merah Putih.
Dukungan akan diwujudkan melalui sejumlah program prioritas Kemenperin, termasuk hilirisasi berbasis sumber daya, penguatan jaringan pemasok lokal melalui linkage hulu-hilir, pengembangan teknologi industri dan ekosistem hijau, serta peningkatan kapasitas SDM industri agar mampu bersaing dalam rantai nilai global.
“Kementerian Perindustrian optimis, langkah-langkah strategis seperti hilirisasi dan penguatan pasar domestik, akan terus memperkuat daya saing industri nasional di tengah tantangan global,” tutup Febri.