Semester I Penjualan Rumah di Jabodetabek Anjlok 47 Persen. Rumah Menengah Masih Paling Diminati

Marketbeat Cushman & Wakefield Semester I 2025 yang dirilis pekan lalu mengungkapkan, selama semester pertama tahun ini ada 6.429 rumah baru yang diluncurkan pengembang di Jabodetabek dan Karawang.
Tersebar di 31 perumahan. Paling banyak di Tangerang Raya (14 perumahan-52 persen), diikuti Bekasi (10 perumahan-28 persen), Bogor-Depok (6 perumahan-18 persen), dan Jakarta (1 perumahan-2 persen).
Paling agresif melansir rumah baru adalah CitraIndah City (637 unit), CitraGarden Bintaro (614 unit), Lippo Cikarang Cosmopolis (600 unit), Sutera Nexen (468 unit), Park Serpong (417 unit), Bintaro Jaya (321 unit), Summarecon Tangerang (258 unit), Cinity (247 unit), PIK 2 (243 unit), Summarecon Serpong (242 unit), Asthara Skyfront City (235 unit), dan Summarecon Crown Gading (223 unit).
Pasokan lebih merata ke semua segmen pada semester satu 2025. Perumahan menengah bawah seharga Rp700 juta-Rp1 miliar mencakup 27 persen suplai. Diikuti rumah menengah 23 persen, menengah atas 22 persen, dan atas 20 persen.
“Mencerminkan keyakinan para pengembang terhadap pasar hunian, baik di segmen terjangkau maupun menengah ke atas,” tulis laporan Cushman.
Baca juga: Triwulan Dua 2025 Penjualan Semua Tipe Rumah Anjlok
Per Juni 2025, rata-rata harga lahan di wilayah Jabodetabek mencapai Rp12.619.854/m2. Hanya naik 0,63 persen secara tahunan (yoy), karena masuknya beberapa kawasan hunian baru yang cenderung menawarkan rumah dengan harga lebih terjangkau, sehingga menurunkan rata-rata harga pasar secara keseluruhan.
Selama paruh pertama tahun ini, permintaan rumah komersial merosot 47 persen dibanding semester dua 2024. Kalau pada semester dua 2024 permintaan tumbuh 1,93 persen, di semester pertama 2025 hanya 0,99 persen.
Penurunan tajam permintaan itu juga sejalan dengan merosotnya suplai rumah baru pada periode yang sama. Pada semester satu 2025 suplai rumah baru hanya tumbuh 1,45 persen dibanding 2,03 persen pada semester dua 2024.
Secara keseluruhan, rumah menengah seharga Rp1 miliar-Rp1,7 miliar tetap menjadi yang paling diminati selama semester ulasan, mencakup 53,3 persen dari total transaksi. Diikuti segmen menengah atas sebesar 25,7 persen.
Rata-rata serapan bulanan per kawasan mencapai 12,8 unit, menurun 5,6 persen secara tahunan (yoyo), dan anjlok 51,3 persen dibanding semester dua 2024.
“Hal itu terutama disebabkan oleh jumlah peluncuran proyek baru yang juga lebih sedikit. Para pengembang umumnya baru meluncurkan lebih banyak unit pada pertengahan hingga akhir tahun,” tulis Cushman.
Baca juga: Harga Rumah Menengah Meningkat, Rumah Kecil dan Besar Melambat
Sementara nilai serapan rata-rata bulanan per kawasan mencapai Rp29,8 miliar, turun 11 persen dibanding tahun lalu, yang mengindikasikan meningkatnya minat pasar terhadap produk hunian yang lebih terjangkau.
Tangerang mencatat tingkat serapan rata-rata per kawasan tertinggi pada semester I 2025, sebesar 19,5 unit per bulan, dibanding 37,2 unit pada semester dua 2024 dan 15,1 unit semester satu 2024.
Diikuti Bogor–Depok sebesar 9,3 unit per bulan, dibanding 16,9 unit dan 10,9 unit pada semester II dan I 2024, Bekasi 7,9 unit dibanding 27,5 unit dan 14,9 unit pada semester II dan I 2024, serta Jakarta 5,4 unit dibanding 6,2 unit dan 10,8 unit pada semester II dan I 2024.