Selasa, Oktober 21, 2025
HomeNewsEkonomiJuli Uang Beredar Tumbuh Makin Tinggi, Tanda Lebih Bergairahnya Ekonomi

Juli Uang Beredar Tumbuh Makin Tinggi, Tanda Lebih Bergairahnya Ekonomi

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Kenaikan atau penurunan uang beredar mengindikasikan bertambah atau berkurangnya likuiditas atau jumlah uang untuk bertransaksi. Dengan kata lain, uang beredar adalah salah satu petunjuk lesu atau bergairahnya perekonomian.

Bank Indonesia (BI) melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Junanto Herdiawan melaporkan, Jum’at (22/8/2025), uang beredar luas (M2) pada Juli 2025 tumbuh 6,5 persen (yoy) dibanding 6,4 persen (yoy) pada Juni 2025, menjadi Rp9.569,7 triliun.

Pertumbuhan jumlah uang beredar pada Juli 2025 tercatat sebagai yang tertinggi dalam 7 bulan terakhir. Pada Mei 2025 pertumbuhannya 4,9 persen (yoy), April 2025 sebesar 5,2 persen (yoy), Maret 6,1 persen (yoy), Februari 6,2 persen (yoy), dan Januari 5,9 persen (yoy).

Perkembangan M2 pada Juli 2025 itu, didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 8,7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,8 persen (yoy). Lebih tinggi dibanding Juni 2025 sebesar 8 persen dan 4,7 persen.

M2 adalah M1 ditambah uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan sistem moneter dan dimiliki swasta domestik dengan sisa tenor sampai 1 tahun, serta surat berharga selain saham. Yang terakhir ini porsinya hanya sekitar 1 persen alias tidak signifikan mempengaruhi uang beredar.

M1 adalah uang yang dipegang masyarakat (di luar bank), termasuk tabungan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah. Sedangkan uang kuasi adalah simpanan berjangka dan tabungan lain (rupiah dan valas) serta giro valas.

Pertumbuhan M1 Juli 2025 dengan pangsa 56,2 persen dari M2, didorong peningkatan giro rupiah dan uang kartal (uang kertas dan logam di tangan masyarakat) di luar bank umum dan BPR, yang menunjukkan meningkatnya transaksi ekonomi.

Giro rupiah tumbuh 12,6 persen secara tahunan (yoy) dibanding 10,5 persen pada Juni 2025. Uang kartal tumbuh 11 persen dibanding 8,4 persen pada Juni 2025. Sementara tabungan rupiah yang dapat ditarik kapanpun tumbuh 5 persen dibanding 5,9 persen pada Juni 2025.

Baca juga: Jumlah Uang Beredar Meningkat, Tapi Uang di Tangan Masyarakat Merosot

Sedangkan pertumbuhan uang kuasi dengan pangsa 43,3 persen dari M2 pada Juli 2025, didorong pertumbuhan simpanan berjangka (deposito) sebesar 4,8 persen dibanding 4,4 persen pada bulan sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan uang beredar adalah, aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah pusat (pempus), dan penyaluran kredit.

Aktiva luar negeri bersih Juli 2025 tercatat Rp2.004,1 triliun, tumbuh 7,3 persen dibanding 3,9 persen pada Juni 2025. Tagihan bersih kepada pempus masih terkontraksi (minus) 6,2 persen, namun jauh berkurang dibanding kontraksi 8,2 persen pada Juni 2025 dan 25,7 persen pada mei 2025.

Aktiva luar negeri bersih adalah selisih tagihan kepada bukan penduduk (entitas asing) dengan kewajiban kepada bukan penduduk.

Tagihan bersih kepada pempus, adalah selisih bersih antara tagihan (kredit) BI kepada pempus dan kewajiban BI kepada pempus (rekening pemerintah pusat di BI).

Sementara penyaluran kredit pada Juli 2025 hanya tumbuh 6,6 persen dibanding 7,6 persen pada Juni 2025, dan 8,1 persen pada Mei. Lebih bergairahnya ekonomi sejak triwulan dua 2025 disebut ekonom memang lebih banyak dipengaruhi aktivitas di sektor informal.

Berita Terkait

Ekonomi

BNI Sediakan Trade Facility Untuk Geo Pipa Energi, Dorong Sustainable Finance

Bank BNI memperkuat komitmen terhadap pengembangan energi baru dan...

Penyaluran Kredit Diperkirakan Baru Meningkat Pada Triwulan IV

Survei Perbankan Bank Indonesia yang dipublikasikan, Senin (20/10/2025) mengindikasikan,...

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Berita Terkini