Real Estat Salah Satu Penyumbang Penurunan Penyaluran Kredit

Laporan uang beredar Bank Indonesia yang dirilis akhir pekan ini (22/8/2025) mengungkapkan, penyaluran kredit pada Juli 2025 secara tahunan (yoy) hanya tumbuh 6,6 persen menjadi Rp7.933,6 triliun, dibanding 7,6 persen pada Juni 2025, dan 8,1 persen pada Mei.
Pertumbuhan penyaluran kredit kepada korporasi menurun paling dalam dari 10,6 persen (Juni 2025) menjadi 9,3 persen (Juli 2025). Sedangkan kredit kepada perorangan, penurunan pertumbuhannya lebih kecil dari 4,1 persen menjadi 3,5 persen.
Baca juga: Bunga Masih Tinggi, Penyaluran Kredit Terus Melandai
Sementara kredit kepada lainnya (pemda, koperasi, yayasan, dan swasta lainnya) meningkat dari 3 persen menjadi 4,8 persen, namun nilai kreditnya sangat tidak signifikan sibanding total kredit, hanya sekitar Rp64 triliun.
Dari sisi penggunaan, penurunan terbesar terjadi pada kredit modal kerja (KM) dari 4,2 persen menjadi 2,7 persen, yang menunjukkan makin lesunya perekonomian formal. Penurunan terutama bersumber dari pertumbuhan kredit sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan (dari 8,9 persen menjadi 4,3 persen), serta industri pengolahan (dari 7,5 persen menjadi 5,8 persen).
Sedangkan kredit investasi turun dari 12,2 persen menjadi 11,8 persen. Terutama bersumber dari sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan (dari 2,4 persen menjadi minus 7,6 persen), serta pertambangan dan penggalian (dari 59,4 persen menjadi 57,2 persen).
Baca juga: Kredit Bank Terus Melambat, Tapi Paylater dan Pinjol Kian Melesat
Sementara kredit konsumsi tumbuh 7,9 persen pada Juli 2025, dibanding 8,5 persen pada Juni 2025. Penyumbang utama penurunan adalah kredit multiguna (dari 10,6 persen menjadi 8,8 persen), bersama KPR dari 8,8 persen menjadi 7,1 persen, serta kredit kendaraan bermotor dari 5,5 persen menjadi 4,5 persen.